Ilmu sejarah ialah ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia. Pembelajaran mengenai sejarah belakangan ini di kategorikan sebagai bagian dari ilmu yang mempelajari manusia (humaniora). Akan tetapi, kini sejarah lebih sering dikategorikan ke dalam ilmu sosial, terutama jika menyangkut peruntunan sejarah secara kronologis. Ilmu sejarah mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan di masa lalu.
Dalam pergulatan ilmu sejarah hari ini pentingnya mengembangkan penulisan dan pelajaran sejarah. Dewasa ini ternyata dirasakan sangat perlu untuk memikirkan serta menyusun metodologi yang sesuai dengan corak lingkungan sejarah, apa lagi dalam lingkungan sejarah indonesia. Ilmu sosial disini mempunyai efek dalam sejarah sebagai penambah sensivitas kita terhadap permasalahan-permasalahan; memperkuat kemampuan kita mengonseptualisasi dan menganalisis; dan pula kemampuan dalam pengumpulan data.
Ilmu sosial mulanya sejak awal sebenarnya sudah ada, pada awalnya  diantara ilmu sosial, ilmu politik dan geografi  merupakan bidang yang sanggat erat dalam sejarah konvensional. Kedua ilmu sosial tersebut dapat memperluas interprestasi yang tak dapat terelakkan dan saling terkait. Studi geografi berkaitan dengan latar geografis, dimana sejarah terjadi. geografi merupakan panggung sejarah.Â
Dimensi ruang membantu menjelaskan kejadian-kejadian sejarah utama yang behubungan dengan sumber dan bentuk-bentuk tanah dan peristiwa sejarah manusia. Ilmu politik  berusaha untuk menjelaskan secara analistis dan sistematis, rentang data politik dan kejadian yang mempengaruhi pengalaman sejarah manusia. Domiasi ilmu politik terhadap sejarah konvensional telah lama berlangsung. Sejak munculnya sejarah kritis, peranan ilmu politik mulai berkurang dan diimbangi ilmu sosial lain.
Dalam perkembangannya, terutama terhadap ilmu sejarah ilmiah berbagai ilmu sosial cukup berpengaruh dan membantu dalam menelaah sejarah. Pelbagai konsep dan teori ilmu ekonomi, sosiologi, antropologi, dan psikologi banyak berkaitan dengan bidang yang lebih khusus atau bidang pengalaman. Bahkan ilmu alam banyak membantu menjelaskan tentang sejarah teknologi dan intelektual. Sejarah banyak meminjam berbagai kerangka teoritis maupun konsep dari ilmu di luar sejarah untuk memperkaya nuansa bidang yang di geluti.Â
Tetapi, dikalangan sejarahwan di seluruh dunia telah terjadi pergerakan minat secara besar-besaran untu meninggalkan sejarah politik yang tradisonal itu (pencarian tindakan dan kebijakan penguasa) dan menuju ke arah sejarah sosial. Penjelasan sosialogis barangkali perlu diberikan. Untuk menyesuaikan diri dalam periode perubahan sosial yang sangat cepat, banyak orang sadar akan semakin pentinggnya mengetahui asal muasal dirinya dengan memperbarui ikatan dengan masa silam, terutama masa silam masyarakatnya, keluarganya, kota atau desanya, perkerjaannya, sukubangsanya, atau kelompok agamanya.
Dari masing-masing di siplin ilmu dapat mengambil data sejarah dan mengkaitkan prespektif sejarah pada perubahan perilaku manusia. Apa yang oleh beberapa sejarawan sebut rapprochement sejarah dan ilmu sosial dapat menunjukan hasilnya dengan alasan bahwa:
- Perluasan problem areas serta tema-tema baru menuntut sejarah lebih bersifat analistis dan menuntut sejarah tidak naratif semata-mata.
- Dengan adanya kemungkinan meminjam alat-alat analistis atau kerangka konseptual dari ilmu-ilmu sosial ada potensi lebih besar bagi sejarah untuk mengungkapkan berbagai dimensi gejala-gejala sejarah
- Sebagai dari umpan balik dari perkembangan itu terciptalah jenis-jenis sejarah baru yang lebih banyak memakai pendekatan sejarah sosial scientific yaitu suatu jenis sejarah yang berbeda secara mendasar dari sejarah naratif.
Pengaruh ilmu sosial bersama sama dengan perkembangan teknologi yang ada menyebabkan tahun-tahun terakhir muncul bidang baru yang luas tentang penelitian sejarah. Mulai dari motodo yang menggunakan statistik, laporan kependudukan, data ekonomi, dan sebagainya, untuk mengerti masyarakat masa lampau dalam mengerti semua aspeknya sebagaimana ilmu sosial tersebut kini ada.
Dari kesemuaan ilmu-ilmu tersebut memperkecil kemungkinan adanya suatu sejarah yang universil, betapapun idealnya, tanpa lebih dahulu didukung oleh studi yang mempunyai ruang lingkup yang terbatas. Suatu kesewenangan, mungkin, dari sudut filsafat, tetapi adalah suatu kewajaran dari sudut metodologi.Â
Ruang lingkup dan permasalahan ilmu sejarah tak saja ditentukan oleh logika ilmu dan oleh sifatnya yang universil. Keuniversalan sesungguhnya berada dalam lapangan konseptual yang tertinggi, sedangkan hidup dan gerak manusia di lingkungi oleh realitas-realitas yang lebih bersifat partikular, khusus, dan sering unik. Maka penentuan ruang lingkup yang terbatas dari studi sejarah bukan saja lebih praktis dan lebih mempunyai kemungkinan untuk diteliti secara empiris, tetapi juga secara metodologis lebih bisa dipertanggung jawabkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H