Mohon tunggu...
inlanders Indonesiers
inlanders Indonesiers Mohon Tunggu... -

IDE LEBIH TAJAM DARI BELATI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tinjauan kritis terhadap Logika ZEM dalam “misteri Al-quran”

11 Desember 2010   17:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:49 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12920882752108840892

Tinjauan kritis terhadap  Logika ZEM dalam “misteri Al-quran”

Tulisan ini pada dasarnya bukan merupakan serangan terhadap keyakinan teman-teman kompasiana yang beragama islam. namun hanya merupakan telaah kritis yang terhadap logika ZEM dalam tulisannya "Misteri Al-quran".  jika kemudian ada simbol-simbol islam  yang disingung dalam tulisan ini, hal ini harus dilihat sebatas respon terhadap premis-premis ZEM yang melibatkan simbol-simbol tersebut dan bukan serangan terhadap simbol-simbol tersebut secara khusus.

(http://sejarah.kompasiana.com/2010/12/11/misteri-al-quran/)

keyakinan memang tidak selamanya dapat ditelaah berdasarkan  logika, namun ketika ZEM pada paragraf  penutup menyatakan bahwa tulisannya ilmiah, maka tulisannya harus dapat diuji keilmiahannya. tulisan ini merupakan upaya mengkaji tulisan ZEM dalam ranah ilmiah seperti yang dilebelkannya pada tulisannya .   Zul memberikan argumentasinya untuk menjelaskan bahwa Al-quran telah memberikan kontribusi yang berharga terhadap perdaban dunia modern, namun saya menemukan bahwa hampir semua prseoposisi yang dibangun oleh ZEM hancur secara logis. Secara umum ada 4 kesesatan berpikir yang Zul lakukan Dalam tulisannya ini.

1.Pos Hoc Ergo Propter Hoc

Kesesatan berpikir ini adalah menarik kesimpulanbahwa sebuah peristiwa dijadikan sebab bagi peristiwa berikutnya, hanya karena peristiwa yang pertama secara kebetulan mendahului peristiwa yang terakhir. ZEM menulisakan bahwa karena islam sudah ada di Binzantium dan kemudian ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang di Binzantium maka kesimpulannya islam telah menyebabkan perkembangan sains dan teknologi di binzantium. Logika ini sama dengan mengatakan bahwa karena ayam berkokok dan kemudian matahari terbit maka kokokan ayam yangtelah membuat matahari terbit. Ayolah … Zul, don’t be selly

2.Amphiboly

Amphiboly merupakan kesesatan berpikir dimana pengajuan premis-premis memiliki konstruksi gramatikal yang ambigu. Sebuah pernyataan dikatakan Ambhiboly jika tidak memiliki batasan makna yang jelas.ZEM menulis tentang keajaiban angka 7 dalam Alquran, dan kemudian ZEM memotong beberapa ayat Quran dan mencocokan dengan kenyataan di luar quran (sains misalanya) untuk menunjukkan bahwa quran cocok dengan sains. namun apakah benar bahwa setiap penyebutan angka 7 selalu memiliki makna inplisit? dan sejauh mana penyebutan suatau angka selalu memiliki makna insplisit ? dan bagaimanakah dengan angka-angka lain yang disebutkan dalam quran, apakah juga memiliki makna implicit ? pertanyaan-pertanyaan ini sulit dijawab karena tidak ada batasan yang jelas dalam menentukan suatu makna dibalik symbol. Sehingga kita tidak dapat memastikan apakah angka 7 dalam al-quran benar-benar bermakna misterius ataukah hanyalah akal-akalan ZEM untuk mempengaruhipresepsi pembaca tentang kemesteriusan angka 7.

3.Argumentum ad ignorantiam

Kesesatan ini bertolak dari suatu keyikinan yang tidak mudah ditolak dan tidak dmudah diterima kebenarannya. ZEM menuliskan bahwa Alquran benar karena menurut Al-quran, Allahlah yang mewahyukan Al-quran maka Al-quran benar. Ini adalah argumentasi sirkular yang tidak memiliki otoritas ultimat sebagai kristeria dasar untuk memverifikasi sebuah hipotesis. Hal ini sama saja dengan berkata: kata ibunya andi, andi pasti tidak mencuri karena andi berkata ia tidak mencuri, jadi kesimpulannya andi tidak mencuri. ini konyol anda tidak dapat melandaskan suatu preposisi hanya berdasarkan keyakinan seseorang, kemudian menjadikan keyakinan itu sebagai landasan argumentasi anda.

4.Argumentum adVerecudiam

Kesesatan ini berarti bahwa mengangap bahwa semua pandangan dari para ahli tentag apa saja sudah pasti benar. ZEM menuliskan bahwa para sastrawan arab, R.V.C. Bodley, R. Boswort Smith, Michel Hart sangat menghormati Muhammad atau Alquran.Maka kesimpulannya Muhammad pasti seorangNabi dan Alquran pasti wahyu Allah. saya tidak menolak bahwa gagasan seorang pakar memiliki bobot ilmiah dan dapat memberikan bukti-bukti ilmiah, selama masih relevan dengan keilmuawannya. Tapi tokoh-tokoh yang dipaparkan si Zul tidak punya bidang keilmuan apapun khusunya dalam topic yang sedang dibahas. R.V.C. Bodley adalah mantan seorang tentara yang kemudian menjadi jurnalis, R. Boswort Smith seorang kepala sekolah, Michael H. Hart adalah seorang saintis yang melompat keluar dari bidang keahliannya dan menulis 100 orang berpengaruh, yang seharusnya pekerjaan ahli sosial-budaya, atau antropolog. Artinya kutipan-kutipan dari para tokoh ini, tidak memiliki bobot ilmiah khususnya tentang topic yang dibahas. Dengan kata lain penytaan para tokoh tersebut yang kemudian digunakan sebagai dasar verifikasi kebenearan invalid. Karena pernyataan-pernyataan trsebut diluar keilmuan mereka.

Salam  ZUL ....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun