SMK Negeri 1 Magelang, telah berhasil menciptakan modul ajar berjudul "Pembuatan Ulir Segitiga dengan Mesin Bubut Konvensional". Modul ini dirancang khusus untuk memudahkan siswa SMK dalam memahami teknik dan keterampilan dasar dalam proses pembuatan ulir segitiga, sebuah kompetensi penting dalam bidang pemesinan.
Magelang -- Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang tengah menjalankan Program Pengalaman Lapangan (PPL) diModul ini lahir dari keinginan mahasiswa UNNES untuk menghadirkan panduan yang praktis dan terstruktur, sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Berfokus pada pemanfaatan mesin bubut konvensional, modul ini dirancang dengan bahasa sederhana dan ilustrasi yang memudahkan para siswa SMK, terutama di jurusan Teknik Pemesinan, untuk mempelajari setiap langkah pembuatan ulir segitiga. Selain itu, mahasiswa juga memasukkan bagian evaluasi agar siswa dapat mengukur pemahaman mereka setelah mempraktikkan langkah-langkah yang dijelaskan.
Ketua Tim PPL UNNES, Andi Setiawan, menjelaskan bahwa modul ini diharapkan bisa menjadi alat bantu pengajaran yang efisien bagi guru SMK. "Kami menyusun modul ini agar guru dapat lebih mudah menjelaskan teknik pembuatan ulir, dan siswa dapat langsung mengaplikasikannya di bengkel sekolah. Ini juga menjadi sarana untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam dunia kerja yang sebenarnya," ungkap Andi.
Modul ajar ini tidak hanya berisi penjelasan teoretis namun juga dilengkapi dengan contoh praktik langsung, mulai dari persiapan alat dan material, langkah-langkah pengaturan mesin bubut, hingga teknik dasar pemotongan ulir segitiga. Penyusunan materi didasarkan pada standar kompetensi industri dan kurikulum SMK yang terbaru, menjadikan modul ini relevan untuk meningkatkan keahlian siswa di bidang pemesinan.
Salah satu guru pengampu mata pelajaran Teknik Pemesinan di SMK Negeri 1 Magelang, Bapak Kasim, mengungkapkan bahwa hadirnya modul ajar ini sangat membantu. "Dengan modul ini, siswa tidak hanya belajar melalui teori, tapi langsung menerapkan dalam praktik yang sesuai standar industri. Ini sangat mendukung pembelajaran berbasis kompetensi yang diterapkan di SMK," ujar Pak  Kasim.
Modul ajar "Pembuatan Ulir Segitiga dengan Mesin Bubut Konvensional" kini telah diujicobakan dalam beberapa kelas pemesinan di SMK Negeri 1 Magelang, dan mendapat tanggapan positif dari siswa. Mereka merasa lebih memahami dan terlibat aktif dalam praktik di bengkel. Selain itu, modul ini juga memungkinkan mereka untuk belajar secara mandiri di luar jam praktik, memberikan keleluasaan dalam memperdalam materi.
Ke depan, diharapkan modul ajar ini dapat menjadi referensi berharga bagi sekolah-sekolah lain dalam memperkaya metode pengajaran di bidang Teknik Pemesinan. Mahasiswa UNNES juga berharap bahwa kontribusi ini dapat membawa dampak positif dalam peningkatan kompetensi lulusan SMK di bidang teknik, sehingga mereka siap bersaing di dunia kerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H