Emmeril Kahn Mumtaz, atau yang dapat kita kenal sebagai putra sulung Gubernur Jawa Barat Bapak Ridwan Kamil tengah mengalami musibah di sungai Aare, Swiss yang selama satu minggu baru-baru ini disorot oleh hampir seluruh media di Indonesia. Banyak pasang mata yang tengah dan sedang mendoakannya secara diam-diam, berharap ia segera ditemukan dan selamat dari dingin dan derasnya aliran sungai Aare, Swiss.
Menurut Wikipedia, sungai Aare yang terletak di kota Bern, Swiss merupakan sungai yang panjangnya mencapai 295 km yang terbentang dan mengalir dari Kanton Bern hingga bertemu dengan sungai Rhein di dekat kota Waldshut, Jerman. Hulu dari sungai ini berada di gletser Aare, Pegunungan Alpen, Swiss. Kedalaman sungai ini mencapai 200 meter dan dikenal sebagai sungai yang cukup dalam dan panjang.
Keterangan kronologis dari tenggelamnya Eril, menurut cerita dari adik kandungnya yakni Zara adalah pada Jumat, 26 Mei 2022 pada Siang hari waktu Swiss, ia, Eril dan rekan dari Eril tengah berenang di sungai Aare, Swiss. Dikarenakan arus yang deras serta dinginnya sungai, ia, Eril, dan rekan Eril hampir tenggelam terbawa arus.Â
Beruntung ia dan rekan Eril dapat terselamatkan karena sempat mendapat pertolongan dari warga setempat dan Eril yang pada saat itu ikut menolong keduanya. Namun nasib naas, Eril yang sempat menolong keduanya pun tidak sempat terselamatkan dan terbawa arus sungai. Ia dinyatakan tenggelam hingga saat ini. Telah lewat dari satu minggu keberadaan tubuh Eril belum kunjung ditemukan tim penyelamat.
Segala doa, daya, dan upaya yang datang dari bantuan warga Indoenesia dan Swiss pun telah dikerahkan namun belum juga membuahkan hasil. Hingga saat ini tepatnya pada tanggal 3 Juni 2022, Ridwan Kamil sekeluarga mengikhlaskan kepergian Eril dan ia dinyatakan meninggal dunia dengan belum diketahui keberadaanya.Â
Tetapi tim penyelamat masih dikerahkan untuk mencari jasad Eril serta Majelis Ulama Indonesia menganjurkan masyarakat untuk melaksanakan shalat ghaib untuk menghormati mendiang Eril.
Isak tangis dan doa-doa masih dipanjatkan oleh masyarakat Indonesia. Walaupun masyarakat tidak mengenal Eril, namun tragedi dan kesedihan yang menyelimuti terpatri jelas dalam hati kita, sehingga siapapun yang masih memiliki empati dan hati nurani pasti akan tergores dengan adanya peristiwa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H