Mohon tunggu...
Zanna ChobitaArethusa
Zanna ChobitaArethusa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Diponegoro

Everything happens for a reason

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa UNDIP Lakukan Upaya Pencegahan Stunting dan Gizi Kurang di Desa Kembang

9 Februari 2022   18:57 Diperbarui: 9 Februari 2022   19:01 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wonogiri (09/02/2022) -- Kesehatan balita merupakan hal penting yang mesti mendapat perhatian lebih. Balita ialah generasi penerus bangsa, dimana kesehatan balita saat ini akan sangat mempengaruhi kesehatan dan produktivitas balita dimasa yang akan datang. Saat ini, berbagai permasalahan kesehatan masih terjadi pada balita, diantaranya adalah permasalahan gizi seperti stunting dan gizi kurang. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan ditandai dengan tumbuh pendek atau sangat pendek, sedangkan gizi kurang adalah  keadaan dimana kebutuhan gizi tubuh tidak terpenuhi, ditandai dengan kondisi kurus.

Menurut Riskesdas 2018, prevalensi gizi kurang di Indonesia sebanyak 13,8% sedangkan prevalensi stunting sebanyak 30,8%. Hal ini berarti 1 dari 7 balita di Indonesia mengalami gizi kurang, sedangkan 1 dari 3 balita di Indonesia mengalami stunting. Masalah gizi seperti gizi kurang dan stunting menyebabkan balita mengalami keterlambatan perkembangan motori. Balita dengan masalah gizi juga memiliki IQ (Intelligence Quotient) yang rendah dan rentan terhadap masalah kesehatan yang lain.

Tingkat pengetahuan orang tua terkait gizi dan kesehatan menjadi faktor penting dalam menentukan kesehatan anak. Orang tua dengan pengetahuan terkait gizi dan kesehatan yang kurang cenderung memiliki pola asuh anak yang kurang tepat, seperti dalam hal mengolah makanan, mengatur menu makanan, menjaga mutu dan kebersihan makanan, pemberian IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dan ASI Eksklusif, serta pemberian imunisasi.  Selain peran orang tua, kinerja kader posyandu juga memiliki peran penting dikarenakan kader posyandu merupakan tim yang turun langsung dalam memantau kesehatan balita yang salah satunya melalui pengukuran anthropometri setiap bulannya. Data yang dilaporkan oleh kader posyandu harus dapat dipertanggung jawabkan dan terjamin validitasnya.

Oleh karena itu, salah satu mahasiswi KKN Universitas Diponegoro yaitu Zanna Chobita Arethusa, tergerak untuk melakukan pencerdasan kepada masyarakat terkait stunting dan gizi kurang serta pelatihan kader posyandu. Zanna merupakan mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, yang saat ini sedang menjalankan program KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Kembang, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri. Terdapat dua program kerja yang dijalankan oleh Zanna terkait permasalahan balita di Desa Kembang yaitu program pelatihan kader posyandu dan program sosialisasi "Generasi Sehat, Bebas Stunting dan Gizi Kurang". 

Program pelatihan kader posyandu dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Januari 2022 pukul 14.00 sampai 15.00 WIB di Dusun Sapatan, Desa Kembang. Melalui pelatihan ini dilakukan penjelasan materi menggunakan media powerpoint kepada kader posyandu terkait cara pengukuran anthropometri dan pengisian buku KMS yang baik dan benar.

Selama acara berlangsung para kader posyandu sangat antusias dan langsung mempraktikan cara pengukuran anthropometri yang baik dan benar setelah penjelasan materi selesai. Selain mendapatkan penjelasan materi menggunakan powerpoint para kader posyandu nantinya juga akan mendapatkan booklet "Balita Sehat", yang berisi cara pengukuran anthropometri dan pengisian KMS yang baik dan benar, serta berbagai macam resep PMT balita.

Program sosialisasi "Generasi Sehat, Bebas Stunting dan Gizi Kurang" dilakukan pada hari Senin, 31 Januari 2022 pukul 13.00 sampai 14.00 WIB di Dusun Sapatan, Desa Kembang. Materi yang disampaikan dalam edukasi berisi terkait definisi, pencegahan, dampak, serta penanggulangan stunting dan gizi kurang. Sebelum edukasi dimulai, setiap peserta diberikan leaflet yang telah dibuat sebelumnya, leaflet ini berisi ringkasan materi yang akan disampaikan. Selama kegiatan berlangsung peserta sangat antusias dalam menyimak materi sehingga tercipta kegiatan edukasi yang interaktif.

Target awal program ini adalah dihadiri minimal 10 orang masyarakat Dusun Sapatan, Desa Kembang, namun ternyata masyarakat yang menghadiri melebihi target yaitu sebanyak 23 orang, mulai dari wanita usia subur yang belum menikah hingga ibu-ibu. Peserta banyak melakukan konsultasi ketika kegiatan berlangsung, terutama ibu-ibu yang berkonsultasi terkait kondisi anak mereka, seperti cara mengatasi anak yang tidak suka makan sayur, konsultasi terkait berat badan anak yang susah naik, dan lain sebagainya. Peserta menjadi semakin semangat bertanya setelah mengetahui bahwa akan ada doorprize yang akan diberikan diakhir acara untuk peserta yang aktif bertanya.

Dokpri
Dokpri

Harapan peserta dengan adanya kedua program tersebut adalah adanya peningkatan kinerja kader posyandu. Diharapkan juga dengan adanya kegiatan ini dapat membantu Desa Kembang khususnya Dusun Sapatan terbebas dari balita gizi kurang dan stunting

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun