Mohon tunggu...
Zanjabilla Maghantis
Zanjabilla Maghantis Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Seorang remaja yang gemar menulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Pinggir Danau

19 Februari 2021   20:40 Diperbarui: 20 Maret 2021   18:12 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Awan kumulus menghiasi langit sore ini, warnanya abu-abu, mungkin akan turun hujan deras. Bisa jadi, turun badai beserta petir, jika warnanya semakin hitam. Aku duduk di atas bangku, di pinggir danau yang berada di pinggir kota, duduk manis berdua dengan dirimu. 

Sinar matahari tidak terlalu terang, karena sebentar lagi matahari akan tenggelam. Angin sore menghembus rumput-rumput panjang, serta rambutku. Anak-anak bermain lempar batu ke danau, mereka taruhan, batu siapa yang paling banyak memantul. Burung-burung berkicau, suaranya tidak terdengar ribut, namun cukup menambah suasana hangat di sore hari.

"Sepertinya awan mewakilkan perasaanmu" ucap Arav, sambil menengok ke arahku "Mendung."

Aku berjalan ke pinggir danau, mengambil satu buah batu pipih dan melemparnya ke danau, sama seperti yang dilakukan anak-anak itu. Batunya hanya memantul sebanyak dua kali. "Bukan begitu melemparnya" Arav ikut mengambil batu dan melemparnya ke danau. Batu miliknya memantul sebanyak empat kali. Berarti dia yang menang.

"Kalau hari ini jadi pertemuan terakhir kita, bagaimana?" tanyaku, sambil menatap Arav.

"Kalau kamu percaya begitu, ini akan jadi yang terakhir" jawabnya singkat, sambil kembali duduk di bangku.

Aku mengikuti Arav. Kami kembali seperti semula, tanpa banyak bicara, hanya duduk di pinggir danau dan menikmati suasananya. Aku mendekatkan diri ke Arav, kepalaku bersandar di bahu miliknya. Kepala Arav ikut bersandar di kepalaku. Aku memejamkan mata dan mendengarkan suasana danau yang semakin sepi. Kini anak-anak itu sudah berhenti bermain lempar batu, mungkin mereka pulang ke rumahnya masing-masing.

Seperti ini jauh lebih baik, gumamku.

Aku merasa lebih aman, tenang dan menyenangkan. Dari pada berbicara tentang banyak hal dan mengucapkan selamat tinggal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun