Mohon tunggu...
Zandra Xavier Fairuz
Zandra Xavier Fairuz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

gemar membaca dan menekuni bidang baru

Selanjutnya

Tutup

Politik

TikTok Menjadi Platform yang Populer untuk Kampanye

13 Juli 2024   16:40 Diperbarui: 13 Juli 2024   19:23 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa yang tidak tahu dengan aplikasi Tiktok? Salah satu platform media sosial yang berhasil memikat banyak masyarakat, terutama kelompok muda. Saat ini TikTok menjadi platform media sosial yang sangat populer untuk berbagai jenis konten. Dilansir dari We Are Social Databoks, ada sekitar 106,51 juta pengguna TikTok di Indonesia pada Oktober 2023 lalu, jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pengguna TikTok terbanyak ke-2 di dunia setelah disusul oleh negara Amerika Serikat yang berada di posisi pertama. Melihat dari jumlah pengguna Tiktok di Indonesia, creator dapat sangat mudah untuk berinteraksi dengan jutaan manusia. Kenaikan pengguna Tiktok di Indonesia ini dipengaruhi oleh konten-konten yang relevan di zaman sekarang, melalui aplikasi Tiktok, semua orang dapat mengedukasi, berinovasi, berkarya, berbisnis, hingga berkampanye. Akibat popularitasnya, TikTok memiliki dampak yang signifikan dalam Pemilu 2024, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Di era digital saat ini, tidak dapat disangkal bahwa media sosial memainkan peran kunci dalam dunia politik. 

Dalam dunia politik yang semakin terkoneksi, mencapai pemilih melalui platform yang digunakan secara luas oleh mereka adalah keputusan strategis. TikTok, dengan format video singkat dan fitur siaran langsung, memberikan cara yang lebih personal dan langsung untuk berkomunikasi dengan pemilih. Ini bukan hanya sekadar menciptakan kesan yang positif tetapi juga memungkinkan para paslon untuk menjawab pertanyaan langsung dari warganet dan membangun interaksi yang lebih mendalam. Para paslon tampaknya paham akan kekuatan algoritma Tiktok di masyarakat Indonesia, sehingga dengan memanfaatkan platform tersebut dapat meraih keuntungan bagi mereka. Pada Pemilu 2024, diyakini para paslon menggunakan aplikasi Tiktok untuk melakukan kampanye, entah melalui video yang di unggah atau melalui siaran di Tiktok, hal ini dilakukan oleh Anies Baswedan saat mendekati penyuluhan. Anies kerap melakukan kampanye melalui siaran langsung di TikTok yang ditonton kurang lebih oleh ratusan ribu orang. Tak hanya Anies, Prabowo juga tak kalah menggunakan TikTok sebagai media ia berkampanye dan meraih suara para pendukungnya dengan menyebarkan branding-nya secara terang-terangan melalui TikTok. TikTok memungkinkan para calon untuk berkomunikasi dengan jutaan pengguna, terutama mereka yang belum memiliki hak pilih. 

Bahkan Joe Biden dan Donald Trump juga menjadikan TikTok sebagai senjata kampanye pada pemilihan presiden Amerika Serikat. Di negara lain, para politikus sangat mudah berkomunikasi dengan kekuatan politik. Mereka berhasil membuka pandangan betapa berpengaruhnya peran TikTok bagi mereka. Tidak dipungkiri jika di berbagai negara, TikTok menjadi salah satu platform dengan pengguna terbanyak karena dapat memudahkan pengguna untuk mengolah informasi terbaru hingga mengikuti tren yang ada dengan akses yang mudah. Maka dari itu, tidak sedikit kampanye yang dilakukan pada Pemilu 2024 oleh para paslon yang diunggah melalui TikTok. Selain praktis, para paslon dapat menjangkau masyarakat secara luas, bahkan bisa mencapai audiens luar negeri. 

Namun sebagai pengguna TikTok perlu diperhatikan juga, pada saat momen pemilu para paslon tentunya berlomba untuk mendapatkan suara dari masyarakat, meskipun hal tersebut didapatkan melalui cara yang kotor. Hal ini dapat kita lihat dalam sosial media TikTok yang dimana tidak sedikit para pendukung dari tiap paslon yang menebarkan kebencian terhadap paslon lain dan juga membuat berita-berita palsu untuk saling menjatuhkan paslon lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun