Mohon tunggu...
Zandira Benevio Ridhas
Zandira Benevio Ridhas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah membaca novel atau komik, menonton film bioskop, dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Kesehatan Masyarakat dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Demam Berdarah

17 September 2024   22:32 Diperbarui: 17 September 2024   22:48 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ZANDIRA BENEVIO RIDHAS/191241181 

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sudah menjadi masalah kesehatan global yang serius, terutama di negara-negara tropis dan subtropis. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. DBD dapat menimbulkan gejala ringan seperti demam tinggi, nyeri otot, dan ruam kulit, namun juga dapat berkembang menjadi bentuk yang lebih berat seperti dengue shock syndrome dan dengue hemorrhagic fever, yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.

DBD sering kali mewabah secara musiman, terutama selama musim hujan, ketika genangan air menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Penelitian World Health Organization (WHO) tahun 2021 menunjukkan bahwa peningkatan curah hujan berhubungan erat dengan lonjakan kasus DBD. Selain itu, urbanisasi yang cepat dan kepadatan penduduk tinggi membuat lingkungan perkotaan menjadi tempat yang ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak. Ini mempercepat penyebaran virus ke wilayah baru, menjadikan kontrol penularan semakin sulit. 

Tantangan selanjutnya adalah keterbatasan vaksinasi dan pengobatan. Meskipun vaksin dengue seperti Dengvaxia telah disetujui di beberapa negara, vaksin ini tidak efektif bagi individu yang belum pernah terinfeksi penyakit demam berdarah sebelumnya dan dapat meningkatkan risiko pada kelompok tersebut. Hal ini membatasi cakupan vaksinasi dan menjadikan pencegahan sebagai strategi utama.

Tantangan berikutnya, yaitu banyaknya tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes. Nyamuk Aedes yang menularkan virus dengue dikenal karena kemampuannya untuk berkembang biak di genangan air. Pengendalian ini sulit dilakukan karena larva nyamuk dapat ditemukan di berbagai tempat, termasuk di lingkungan domestik seperti pot tanaman, ban bekas, dan tempat penyimpanan air. 

Menghadapi tantangan penyakit demam berdarah tentunya membutuhkan peran kesehatan masyarakat. Peran yang pertama dapat dilakukannya edukasi. Pendidikan masyarakat adalah kunci dalam mencegah DBD. Program-program edukasi harus difokuskan pada cara-cara pencegahan, seperti menggunakan pelindung diri dari gigitan nyamuk, menghindari genangan air, dan menerapkan kebersihan lingkungan. Kampanye kesehatan yang efektif dapat dilakukan melalui berbagai media, termasuk televisi, radio, dan media sosial, serta melalui kegiatan langsung seperti seminar dan pelatihan di komunitas. 

Peran yang kedua, yaitu kesehatan masyarakat harus memastikan adanya sistem pemantauan dan respons yang efektif terhadap wabah DBD. Ini meliputi pelaporan kasus yang cepat, pengumpulan data epidemiologis, dan penyebaran informasi yang akurat kepada publik. Koordinasi antara berbagai lembaga kesehatan dan pemerintah daerah juga sangat penting untuk merespons wabah secara efisien dan mengurangi dampak dari penyebaran penyakit. 

Peran selanjutnya adalah investasi dalam penelitian untuk menemukan vaksin yang lebih efektif dan metode pengendalian nyamuk yang inovatif sangat penting. Kesehatan masyarakat harus mendorong dan mendukung penelitian ilmiah serta memastikan bahwa hasil penelitian diterjemahkan ke dalam kebijakan dan praktik yang dapat diterapkan di lapangan.

Menurut saya dengan tingginya tingkat penularan, keterbatasan vaksinasi, dan kesulitan dalam pengendalian adalah tantangan utama yang harus dihadapi oleh peran kesehatan masyarakat dalam edukasi, pengendalian vektor, kesiapsiagaan, dan penelitian sangat penting untuk mengurangi dampak DBD. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan partisipatif, kita dapat mengatasi tantangan ini dan melindungi kesehatan masyarakat secara lebih efektif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun