Mohon tunggu...
Uda Zami
Uda Zami Mohon Tunggu... -

- Aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) \r\n- Backpacker \r\n- Blogger\r\n- Makaner (tukang makan wkwkwk)\r\n\r\nSuka belajar dari apapun dan siapapun\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ceramah itu untuk orang lain

22 Oktober 2011   15:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:38 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masalah ini lalu mengingatkan saya kepada sebuah kisah yang pernah diceritakan oleh Ustadz saya Alllahu Yarham Syamsul Kamal semasa saya belajar di Pondok.Ustadz saya yang satu ini  dikenal ahli dalam bidang nahwu , shorof dan fiqh syafi’i.Dan satu lagi keahlian beliau adalah ahli berkisah hikmah.Begini ceritanya...

***

Suatu hari , di sebuah mesjid , ada seorang Ustadz kondang yang sangat berpengaruh di desa itu , berceramah tentang ayat “lan tanaalul birra hatta tunfiqu mimma tuhibbun / kamu tidak akan memperoleh kebaikan hingga kamu infakkan sebagian apa-apa yang kamu cintai”.Lalu dengan ciri khas retorikanya  yang bisa menarik perhatian pendengar , ia lalu dengan gamblang menjelaskan ayat itu ,” Bapak-bapak , ibuk-ibuk , kita ini belum bisa dinamakan orang baik kalau masih belum mampu berkorban dalam memberi , dan ketika memberi pun harus lah yang terbaik dan yang kita cintai , barulah kita disebut orang baik” ujarnya lantang.Para jama’ah pun seolah tersihir dengan ceramahnya , termasuk istrinya yang juga ikut menghadiri ceramah tersebut.

Ketika pulang ke rumah , sang istri pun mulai mengerjakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga.Ia lalu memasak makanan sederhana untuk sang ustadz yang merupakan suami tercintanya.Walaupun suaminya adalah Ustadz kondang , namun kehidupan mereka sangatlah sederhana , malah kadang kekurangan.Kebetulan Sang Ustadz kondang ini punya seekor ayam yang sangat disayanginya.Begitu sayangnya sampai ia bahkan enggan untuk menjualnya ketika keluarganya kesulitan.ia lebih suka menjual emas yang dimiliki atau harta apapun , pokoknya selain ayam ini.

Ketika sedang asyik memasak , tiba-tiba pintu rumah Ustadz tersebut diketok oleh seseorang.”Assalamu’alaikum , Pak ustadz “, ujar sang tamu mengucapkan salam.”Wa’alaikumussalam” , jawab istri Ustadz tadi dari arah dapur.Ia pun lalu bergegas ke depan dan membuka pintu.Ternyata yang datang adalah buk Ani , tetangga lima buah rumah dari rumah ustadz tersebut.

“ Ada apa yah buk Ani ? Ada yang bisa saya bantu ? ,” tanya Istri Ustadz ramah.

“ Buk Ustadz saya mau minta tolong.Saya ingin pinjam uang sekedarnya , anak-anak saya sudah dari kemaren belum makan.Saya sudah tidak sanggup lagi melihat muka mereka yang pucat karena menahan lapar.Tolonglah buk Ustadz , tolonglah saya. “ pinta buk ani dengan wajah memelas.

Hati Istri Ustadz pun treyuh . Ia sendiri sadar bahwa ia sudah tidak punya uang lagi.Beras pun sudah habis dimasak tadi.Namun ia juga tidak tega melihat penderitaan yang dialami buk Ani.Ia lalu melihat ke arah kandang ayam kesayangan sang Ustadz.Terjadi pergolakan besar di Hatinya.ia tahu bahwa ini adalah ayam kesayangan Suaminya yang bahkan ketika mereka kesusahan pun tidak boleh dijual , “Tapi tadi kata suami saya dalam ceramahnya , kita belum bisa dianggap baik kalau belum bisa memberikan harta terbaik yang kita cintai , Ah saya yakin Suami saya pasti tidak akan marah “.

Ia lalu memberikan ayam tersebut kepada Buk Ani tetangganya.Terserah mau diapakan olehnya , apakah mau dijual atau bisa langsung diolah menjadi masakan.Buk Ani pun mengucap terima kasih berulang-ulang sambil berurai air mata , lalu pamit meninggalkan rumah Ustadz.Si Istri pun kembali ke dapur , dan melanjutkan kesibukan memasaknya.

Satu jam kemudian , sang Ustadz pun pulang ke rumah.Ia membuka pintu dan langsung disambut dnegan senyum manis istrinya.Bau masakan yang lezat pun membuat perutnya menari-nari kelaparan.Sang Ustadz lalu bersih-bersih dan tak lama kemudian duduk di meja makan ditemani oleh istrinya tercinta.Masakan istrinya yang begitu lezat membuatnya seperti tersihir.Ia pun kegirangan dan tak henci mengucap Syukur.

Sehabis makan , istrinya berkata “ Pa , ceramah papa tadi itu luar biasa.Mama bangga punya suami kayak papa “ .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun