[caption id="attachment_89574" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com/AFP)"][/caption] Sudah 2 minggu sejak peristiwa "25 Januari" mengguncang pemerintahan mesir.Ribuan Rakyat mesir seolah-olah bangun dan berteriak keras, mengeluarkan isi hati mereka yang selama ini diredam.Pilu,marah,sedih,kecewa bercampur menjadi satu menghasilkan energi yang nyaris tak terduga.Pemerintahan Mesir pun terguncang. Namun setiap aksi pasti memiliki implikasi, baik positif maupun negatif. Dari segi positif, paling tidak gerakan ini telah memunculkan semangat baru untuk perubahan yang lebih baik dari bangsa mesir.Semangat untuk terus berjuang dan memperjuangkan kebebasan ber-ekspresi warga negaranya. Sayang, gerakan ini lumayan memberikan dampak negatif.Kerusuhan terjadi dimana-mana.Penyerangan terhadap kantor-kantor dan instansi pemerintahan dan militer terjadi.Pada akhirnya pemerintah mesir pun mengambil tanggap darurat.Jam Malam di berlakukan.Tidak seorangpun warga di bolehkan keluar rumah saat waktu-waktu tersebut.Toko-toko pun mulai tutup, khawatir menjadi bulan-bulanan aksi masa.Bahan pangan mulai berkurang,kalaupun ada itupun dengan harga yang melambung.Kehidupan sosial mesir pun tenggelam. Warga negara asing pun "kecipratan" dampak dari aksi ini.Sumber pemasukan uang lumpuh akibat ATM yang tutup,bisnis yang kehilangan konsumen,Beasiswa yang terhenti.Di sisi lain bahan pangan pun susah dicari apalagi dibeli.Belum lagi dengan diterapkannya jam malam,kegiatan yang bersifat produktif nyaris lumpuh tiada berdaya. Rakyat indonesia bukannya tiada mengetahui soal dampak aksi ini.Beberapa hari sebelum 25 januari , teman-teman yang mendapatkan info tentang aksi telah saling tukar informasi tentang dampak 25 januari di media-media seperti Facebook dan YM.KBRI pun menghubungi masing-masing kekeluargaan via telepon untuk mengingatkan tentang aksi 25 Januari dan kemungkinan dampaknya. Tanggal 28 Januari, untuk pertama kalinya seluruh perwakilan organisasi se masisir berkumpul di Konsuler Nasr City,membicarakan strategi yang akan diambil menghadapi krisis Mesir.Beberapa opsi dan solusi pun muncul.Diantaranya agar masisir melebihkan kebutuhan logistik di rumah sebagai antisipasi hilangnya bahan pangan di toko-toko.Masisir juga diharapkan menjaga keamanan dan menghindari ikut campur urusan mesir, serta menjauhi lokasi-lokasi demonstrasi.Opsi evakuasi dan pengiriman logistik pun muncul di pertemuan ini. Pertemuan kedua pun dilaksanakan.Keputusan muncul untuk segera mengevakuasi WNI mengingat semakin memburuknya krisis dan semakin tidak stabilnya negeri Mesir.Pada pertemuan ini ditetapkan bahwa evakuasi diprioritaskan buat WNI yang Anak-anak,perempuan,dan ibu-ibu.Follow up nya dengan evakuasi tahap 1. Pertemuan ketiga dilaksanakan untuk mengevaluasi kebijakan evakuasi tahap 1.Salah satu kesepakatan para hadirin adalah bahwa Mesir dalam kondisi TIDAK AMAN.Dan Evakuasi pun menjadi solusi, selain itu dimunculkan solusi pengiriman logistik dari indo untuk subsidi WNI di Mesir.Follow up nya adalah evakuasi tahap 2 dan 3 yang berhasil mengevakuasi kurang lebih 800 orang WNI. *** Sekarang kondisi mesir bertambah tidak aman. Saya sendiri lumayan kesulitan untuk mencari padanan kata yang pas untuk mewakili kondisi mesir hari ini, terkhusus untuk WN Asing. Sweeping WN Asing terjadi dimana-mana menyusul pidato Wapres Mesir bahwa Demonstran ditunggangi asing.Beberapa teman-teman ditangkap, diinterogasi secara tidak manusiawi berjam-jam meskipun akhirnya dilepas dan menyisakan trauma.Ledakan-ledakan bom molotov dan senapan masih terdengar di beberapa area.Jam malam masih diterapkan. WNI Mesir pun bertambah sulit paska statement salah satu politikus Indonesia di beritakan di radio Mesir.Ditambah aksi (yang menurut saya tanpa pertimbangan) yang dilaksanakan oleh beberapa Aktivis negeri kita dengan tujuan "Solidaritas Mesir dsbg dsbg".Al-Jazeera pun meliput aksi tersebut dan ditonton oleh warga seluruh dunia , termasuk rakyat mesir.Sweeping pun semakin gencar dilakukan oleh pihak militer mesir dan nyaris tanpa pandang bulu kepada setiap WN Asing.Bahkan Masyarakat mesir yang dulu sangat hangat kepada WN Indonesia pun berubah menjadi dingin.Sebagian marah karena Indonesia Dianggap campur tangan urusan Negeri mereka.Sebagian lagi takut keberadaan WN Asing akan menambah masalah buat mereka.Kalaupun ada yang masih hangat, mereka Cuma bilang "kalian kapan pulang ? negeri ini tidak aman buat kalian.Keluarlah dari negeri kami".Apalah daya kami... Lantas kenapa Cuma warga negara Indonesia yang bersuara ? yang seolah-olah menjadi korban ? ah ternyata bahwa saat ini, Cuma komunitas WNI yang masih banyak berkeliaran dan berada di Mesir. Jangan Tanya Amerika, Inggris, ataupun negara eropa lainnya. Sebagian besar WN Mereka (dengan sangat cepat) langsung difasilitasi pulang ke negara mereka masing-masing. Kalaupun ada, itu pun berada dalam lokasi aman dan pantauan mereka serta tanpa kekurangan apapun. Negara-negara afrika semacamNigeria pun sudah hampir mengevakuasi seluruh mahasiswanya dari Al-azhar. Dalam tempo yang cukup singkat, 3 Pesawat disediakan langsung oleh negara mereka dan difasilitasi oleh Dubes mereka yang turun langsung dalam proses evakuasi sampai mengantarkan ke Bandara Internasional Kairo. Negara-negara tetangga kita semacam Thailand, Brunei, Filipina,dan Malaysia pun dengan cepat berhasil mengevakuasi WN Mereka ke Negara masing-masing. Bahkan Malaysia telah berhasil mengevakuasi WN-nya lebih dari 5000 orang dalam tempo yang kurang dari Seminggu. Nyaris tanpa kendala dan isu-isu berarti. Berbeda dengan Negara yang Sampai detik ini saya cintai dan saya relakan diri saya berjuang disini menuntut ilmu untuk nanti mengabdi kepadanya.Pemerintah RI baru berhasil mengevakuasi sekitar 1200 WNI dari sekitar 6000 lebih WNI yang berada di Mesir,dan itu berlangsung dalam tempo lebih dari 1 Minggu.Itupun dengan isu-isu dan statement2 dari Eksekutor kebijakan yang membuat dada WNI berdetak keras. Sejak awal janji SBY untuk mengevakuasi seluruh WNI di Mesir telah memberi angin segar. Paling tidak bukti bahwa Pemerintah Indonesia masih mencintai kami. Ternyata dugaan itu masih harus saya pikirkan ulang.Sampai malam ini, pesawat untuk kloter 4 masih simpang siur,antara 2 atau 1. Masalah kloter selanjutnya, berapa pesawat yang akan datang, pun tiada kejelasan. Malah dibumbui dengan statement beberapa eksekutor kebijakan di media "Mesir sudah mulai Aman dan Kondusif". Sejujurnya WNI di Mesir sudah mulai kehilangan asa yang sempat bersinar. Harapan pun sudah masuk dalam wilayah utopis, antara ada dan tiada. Di tengah perut yang senantiasa lapar, ancaman keracunan Indomie, Ancaman sweeping yang bisa saja datang setiap saat, hardikan dan terguran dari beberapa warga Mesir, Pengusiran dari tuan rumah,kami masih belum diberi angin segar soal status kapan kami akan dievakuasi. Beberapa teman yang putus malah pernah berceloteh "lebih baik kami Syahid di sini ketimbang tidak diberi kejelasan seperti ini". Harapan saya sendiri pun tidak jauh dari mereka. Sudah mulai pudar dan kehilangan asa. Pemerintah yang selama ini saya anggap akan melindungi saya, malah seolah membuat saya menjadi penderita penyakit jantung dini, senantiasa berdegup kencang antara harapan dan ketiadaan. Saya sendiri tidak tahu kenapa masalah evakuasi ini dibikin tidak jelas,seolah-olah pemerintah sangat berat untuk mengevakuasi kami. Evakuasi dibikin terlalu lama. Saya sendiri sudah tak terhitung berapa kali mesti harus menenangkan orang tua saya yang menelpon saya dengan suara penuh cemas dan harap, begitu juga teman-teman lainnya. Meskipun begitu saya selalu coba untuk membentuk pemikiran positif bahwa saya akan di evakuasi segera. Begitu pun teman-teman WNI disini. Terkadang putus asa timbul, namun teman-teman seperjuangan pun memompa asa itu untuk terus hidup. Semoga kami bisa bertahan, meskipun tak tahu sampai kapan. Toh saya (dan pastinya) teman-teman yang lain tahu bahwa ada hak kami sebagai WNI untuk dievakuasi.Ini soal keselamatan rakyat bangsa di negeri orang, bukan soal pernyataan "Mesir damai,aman dan kondusif" ataupun "WNI Mesir pengen pulang gratis".Toh setiap Hak pasti akan dibayar dan setiap kewajiban mesti ditunaikan.Saya dan teman-teman yakin bahwa Kewajiban yang tak tertunaikan dan hak yang tak dibayar, semua tidak luput dari pantauan Allah.Akan ada balasan yang setimpal , baik di Dunia maupun di hari yang tidak ada lagi negosiasi, hari kelak dimana kita,anda,saya akan mempertanggung jawabkan semuanya. EVAKUASI TOTAL WNI MESIR ADALAH HARGA MATI...!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H