Belajar adalah suatu proses yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dan menjadi salah satu fokus utama dalam bidang psikologi pendidikan. Dalam konteks pendidikan, belajar bukan hanya sekadar menghafal informasi, tetapi merupakan proses yang kompleks yang melibatkan perubahan perilaku, kognisi, dan emosi. Menurut Slavin (2020), belajar adalah suatu perubahan dalam perilaku atau potensi perilaku seseorang yang dihasilkan dari pengalaman atau praktik tertentu.
Konsep Dasar Belajar
1. Teori Belajar Behaviorisme
Teori belajar behaviorisme menekankan bahwa belajar adalah hasil dari interaksi antara stimulus dan respons. Ahli psikologi seperti B.F. Skinner (1953) berpendapat bahwa penguatan positif dan negatif dapat membentuk perilaku seseorang melalui proses yang dikenal sebagai conditioning. Dalam konteks pembelajaran, guru dapat menggunakan penguatan (seperti pujian atau hadiah) untuk mendorong perilaku positif dan memotivasi siswa dalam proses belajar.
2. Teori Belajar Kognitivisme
Teori kognitivisme menganggap belajar sebagai proses internal yang melibatkan pemrosesan informasi oleh otak. Teori ini dikembangkan oleh para ahli seperti Jean Piaget dan Jerome Bruner, yang menekankan pentingnya pemahaman struktur mental dan bagaimana informasi diproses, disimpan, dan diambil kembali. Dalam pandangan ini, belajar bukan hanya tentang perilaku yang dapat diamati tetapi juga melibatkan proses berpikir dan memahami.
3. Teori Belajar Konstruktivisme
Teori konstruktivisme, yang dipopulerkan oleh Vygotsky (1978), menganggap bahwa belajar adalah proses aktif di mana individu membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan interaksi sosial. Menurut teori ini, siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga berperan aktif dalam mengonstruksi pengetahuannya. Guru dalam konteks ini berfungsi sebagai fasilitator yang membantu siswa membangun pemahaman mereka.
4. Teori Humanisme
Pendekatan humanistik, yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti Carl Rogers dan Abraham Maslow, berfokus pada perkembangan pribadi dan aktualisasi diri. Dalam konteks belajar, teori ini menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan dasar siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung. Maslow (1954) menyatakan bahwa untuk mencapai potensi belajar maksimal, kebutuhan dasar harus terpenuhi terlebih dahulu.