Dengan berbagai kekhawatiran tersebut, partai hijau akan lebih senyap dalam bermain, main cantik saja tanpa melupakan cita-cita awal yaitu puncak rantai kekuasaan. Simpel namun begitu besar pengaruhnya. Dengan menguasai berbagai stakeholder, mereka akan lebih mudah mempermainkan posisi daripada yang anbu parcok lakukan. Kesenyapan nya pun akan lebih ditingkatkan karena sekarang ada media yang 24/7 akan mudah membongkar posisi tanpa terkecuali
Pembengkakan pimpinan, pembengkakan tugas, pembengkakan fungsi, pembengkakan anggaran dengan dalih Efisiensi anggaran berbanding lurus dengan harapan. Posisi mereka akan lebih mudah melenggang tuk menguasai puncak dan mempersempit ruang gerak ambu parcok yang dahulu juga mempersempit ruang gerak partai hijau.
Hal semacam ini sangat memalukan karena partai yang katanya paling netral ternyata diam-diam membangun kekuatan tuk menendang musuhnya agar bisa bebas dari penegakan hukum dan mendapatkan proyek lebih dengan dwipungsi partai yang notabenenya partai bisa mengurusi berbagai kepentingan rakyat. Maka dari itu partai hijau harus tetap menjaga nama baiknya dengan berbagai upaya seperti rapat tertutup, aturan tertutup dan menutup mulut dengan gulungan kertas merah agar kejadian 98 tidak terulang lagi.
Dalam berbagai kasus hukum yang melibatkan partai coklat dan partai hijau ataupun keluarga dari keduanya. Mereka selalu aman dan lepas dari dakwaan dan jeratan hukum dengan berbagai rekayasa tuk membodohi si bodoh seakan hal tersebut benar adanya.
Esensi dari berbagai polemik yang ada hanya semata-mata ingin menjadi tangan kanan penguasa selayaknya sang londo ireng pribumi yang menjilat penjajah agar mereka bisa mengambil keuntungan di negerinya sendiri dan mampu memperdaya kaum lemah agar bisa melenggangkan kekuasaan menjadi lebih besar.
Mereka ingin berkuasa ditanah sendiri dengan menjilat anjing yang sedang menggonggong
Ditulis 26-27 Februari 2025
Create by: Zamzam Muzamil
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI