Mohon tunggu...
Revolusi pikir id
Revolusi pikir id Mohon Tunggu... Guru

Penulis amateur

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Warisan penjajah: Dwi fungsi militer

16 Maret 2025   20:35 Diperbarui: 17 Maret 2025   15:43 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah awal londo ireng diambil dari sebutan untuk tentara belanda yang diambil dari afrika sebagai tentara yang dibayar agar membantu dalam penjajahan namun dari berbagai upaya tersebut, ternyata kaum kulit hitam itu banyak berontak dan menginginkan banyak permintaan pada pihak belanda itu sendiri. Seiring berjalannya waktu, penjajah mulai mengambil tentara untuk melawan bangsa ini dengan menggunakan siasat rakyat lawan rakyat dengan iming-iming punya strata diatas rakyat biasa namun tetap dibawah kaum penjajah. Mereka tak bisa ditekan pribumi apalagi dilawan karena mereka sudah punya kekuasaan bahkan bisa membunuh tanpa takut mendapatkan hukuman.

Londo ireng mulai dipergunakan dan menjadi sebuah sebutan untuk kaum marjinal di zaman penjajahan dulu yang menjilat dan ikut andil dalam dalam menghunuskan pedang pada tanah airnya sendiri karena mereka rela dibayar untuk menjadi sebuah keset di negerinya sendiri tuk selamanya. 

Dari berbagai hal yang dimiliki oleh kaum londo ireng, banyak sekali warisan buruk yang masih terpatri dalam bangsa ini. Berbagai siasat penjilatan, dwipungsi, membunuh tanpa takut dihukum sudah menjadi warisan bagi para penegak hukum dimana warisan mereka sekarang banyak digunakan oleh partai coklat dan partai hijau

Sebutan untuk partai coklat sudah tak asing lagi bagi telinga kita yaitu sebuah sebutan untuk partai yang tak memiliki bendera namun punya kuasa penuh di segala penjuru negeri ini dan memiliki berbagai kelebihan di bandingkan parpol yang terdaftar. Kelebihan dari parcok -sebutan untuk partai coklat- itu sendiri adalah mereka mampu masuk istana, senayan dan bahkan masuk liga sepakbola terbesar bangsa tampa perlu yang namanya ketua umum partai ataupun iuran dari pengurus partai. Uangnya dari mana? Ya dari sana 

Partai ini terkenal dengan pergerakannya yang masif dari mulai yang terendah sampai tang tertinggi. Jalan raya, jalan kampung, kantor desa, sekolah, lingkungan masyarakat, bisnis, gembong, sampai lingkungan istana tak luput dari pantauannya. Mereka pandai dalam mencari simpati dan kumpulkan uang donasi dari rakyat untuk berbagai kepentingan mulai dari beli rokok, tutup mulut dan membeli klub sepak bola agar ada laundry tuk sedikit menutup kebobrokannya. 

Mereka adalah partai yang hebat dalam masa kepemimpinan hokage ke-7, menjadi pasukan yang diatas angin dsn mampu masuk dalam berbagai sektor yang telah dijelaskan tadi. Mereka mampu menyusup menjadi seorang bawahan, pimpinan dan seorang cepu agar posisinya yang baru seumur toge vida bertengger mencari keuntungan maksimal. 

Di era kepemimpinannya, posisi parcok memiliki otoritas tertinggi dan tak ada yang mampu menggoyahkan atau hanya sebatas menyenggol karena bisa saja satu sentuhan menjadi jalan masuk jeruji. Dia selalu benar dan tak ada yang boleh macam-macam dengan nya karena satu ciutan bisa mengundang tukang bakso datang menyergap. Tulisan dan ucapan sangat harus dijaga karena bisa menjadi malapetaka bila mereka tersinggung. Sekali tersinggung maka tak ada siapapun yang mampu menahannya. 

Sebegitu prestisiusnya pencapaian dalam posisi dan menjaga kondisi bangsa. Namun seiring berjalannya waktu, mereka mulai redup dengan sendirinya karena hokage ke-8 tidak mempercayai posisinya. Dia lebih mengharapkan partai hijau tuk menjadi anak buahnya dimana partai ini sudah vakum selama 10 tahun lamanya karena mereka dihiraukan oleh hokage ke-7. Maka sekarang adalah waktunya naik ke puncak Rantai kekuasaan. 

Hokage merasa partai hijau lebih solid, paling setia pada pimpinan daripada anbu parcok yang hanya partai orang-orang buangan dan penuh dengan skandal penyelewengan kekuasaan. 

Posisi partai hijau lebih senyap dan terkendali karena sudah berpengalaman selama berpuluh-puluh tahun di puncak rantai kekuasaan bahkan dengan hancurnya nama anbu parcok, posisinya semakin wangi diantara yang lain. Mereka mengevaluasi kejadian 98 yang terlalu gegabah dan tercium bahkan terciduk media konoha karena mereka terlalu masif menghabisi tanpa jejak setiap oposisi dan membabi buta para kaum yang dianggap ekstrimis karena takut kekuasaannya dan sang hokage lengser.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun