Mohon tunggu...
Zamzam
Zamzam Mohon Tunggu... Guru - SDN 2 SUKARAME

Penulis amateur

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Parlemen 300 T

24 Januari 2025   06:38 Diperbarui: 24 Januari 2025   06:38 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Drama yang terjadi belakangan ini banyak sekali terpidana korupsi yang bertengger di sidang-sidang  yang diselenggarakan oleh lembaga yudikatif dinegeri ini hanya formalitas untuk mengelabuhi rakyat yang SDM nya rendah.
Kisruh yang terjadi sekarang adalah kasus 300T (UVWXYZ) yang dihukum cuma 6,5 tahun penjara dan denda 1 M serta seorang anak pejabat menjadi pembunuh yang dibebaskan dengan alasan bahwa mereka tak bersalah. Sudah menjadi rahasia umum, mereka diberi vonis ringan karena mereka punya hal yang tak dimiliki banyak orang yaitu CUAN, DUIT dan pengawal yang siap 24/7 untuk mengambil tindakan dikala tak ada yang mau berkompromi.
Ditemukan berbagai macam CUAN, DUIT dan lainnya dirumah para HAKIM AGUNG yang katanya agung namun isinya seorang sampah dimana mereka selalu mengharapkan sesuap nasi untuk terus bertahan hidup sampai mereka mati.
Para hakim agung dinegeri kita tak pernah mau disuap. Mereka itu adil seadil-adilnya dan bahkan mereka sering memberikan hukuman yang adil bagi rakyat kecil yang notabenenya hanya memiliki uang dan hasil panen.tapi berbeda untuk  mereka yang punya jabatan,  dengan DUIT semua bisa kita diskusikan tapi dengan syarat harus CASH ya. Ada paketan diskon untuk mereka yang mampu membayar tapi dengan syarat harus pakai uang rakyat agar rasanya lebih syeger dan nikmat. Karena memang kalau misalnya menggunakan uang pribadi, ku tahu mereka juga sama melaratnya. Berbeda dengan uang rakyat, semua bisa diusahakan dan dipaksakan dengan dalih kewajiban yang pada akhirnya uang lebih mudah terkumpul dan disalurkan dengan manipulasi yang begitu indah.
Dalih sebuah kewajiban untuk membangun infrastruktur dan kehidupan layak namun nyatanya rakyat membangunkan infrastruktur mewah dan kehidupan lebih layak untuk pejabat iblis tersebut. Mereka berdalih bahwa pekerjaan sangatlah sulit tapi memang pundi-pundi yang mereka kumpulkan demi menjaga reputasi dan membeli makanan kucing agar permainan yang sedang dimainkannya berjalan mulus. Maka disaat kucing tertidur, mereka lebih leluasa dalam menjalankan permainan dengan rakyat yang dibarengi sedikit (katanya) kebohongan.
Menaikkan pajak seenak jidat dengan dalih lapangan pekerjaan, kesehatan gratis, dan pendidikan yang bisa bersaing dengan negara maju namun nyatanya seperti tahun-tahun sebelumnya, semua hanya sebatas kampanye yang memang tak Wajib untuk ditepati.
Oh Polisi, apa manfaat surat keterangan catatan kepolisian untuk mereka.
Surat tersebut katanya untuk memberi tahu bahwa orang tersebut bobrok namun ya seperti yang kita lihat, keluar masuk penjara namun masih dipercaya sebagai pimpinan instansi, masih bisa menjabat di kantor yang tingginya beberapa lantai, ber-AC yang katanya dingin dan kursinya empuk.
Eeh mungkin SKCK hanya sebatas formalitas untuk menyatakan bahwa mereka adalah orang biadab dan keji. Ya kita tahu sendiri bahwa mereka mampu membayar segala hal dengan DUIT dan FULUS demi melanjutkan nafsu hewani  dan bergandengan tangan dengan iblis-iblis yang menggerogoti parlemen dinegeri ini yang singgasana nya terbuat dari emas dan perak hasil dari merampok dari uang rakyat yang sedang kelaparan.

Ku tulis dengan tangan gemetar karena takut ada kang bakso yang menyatakan bahwa diri ini mencemaskan instansi pemerintahan namun faktanya demikian .
Kalau tak bisa bersuara untuk melawan maka lawanlah dengan tulisan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun