Mohon tunggu...
zamsul bakhri
zamsul bakhri Mohon Tunggu... Auditor - Planter

Seorang planter, menghabiskan waktu bersama matahari

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tato dan Pengaruhnya bagi Pesepak Bola

20 September 2019   09:54 Diperbarui: 20 September 2019   10:21 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: gettyimages)

Tato saat ini sudah menjadi bagian dari fashion para pesepakbola dunia, tak terhitung lagi banyaknya pesepakbola yang merajam anggota tubuhnya dengan berbagai gambar, mulai dari Lionel Messi, Raheem Sterling, Sergio Ramos, Delle Alli, Ederson dll, bahkan mungkin 50% pesepakbola profesional memiliki tato. Salah satu pesepakbola terkenal yang tidak mentato tubuhnya adalah Cristiano Ronaldo.

Tato mungkin sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian orang, namun bagi seorang ahli fisiologi, itu mungkin merupakan penghalang bagi kelenjar keringat yang bekerja dengan baik.

Baru-baru ini, beberapa peneliti di Alma College Michigan yang dipimpin oleh Maurie Leutkemeier, seorang profesor dibidang fisiologi dan ilmu kesehatan, melakukan penelitian terhadap 10 pemuda yang dengan kondisi yang sehat dan bugar serta memiliki tato minimal disalah satu bagian tubuhnya.

Para peneliti ini mencoba membandingkan kondisi keringat pada bagian tubuh yang bertato dan tidak bertato dengan menempelkan pilocarpine nitrat, suatu senyawa yang merangsang keluarnya keringat.

Dan dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa bagian tubuh yang ditato mengeluarkan keringat lebih sedikit dibandingkan dengan bagian tubuh yang tidak ditato. Sedangkan untuk kandungan natrium dalam keringat, bagian tubuh yang bertato juga memiliki kandungan natrium hampir dua kali lipat dari yang tidak ditato.

Pada fourfourtwo, Dr. Leutkemeier berasumsi bahwa "mungkin terdapat perubahan permanen dikulit setelah ditato, karena sebagian pewarna yang tersisa di kulit menghalangi kelenjar keringat".

Namun pada akhirnya Dr. Leutkemeier menyimpulkan bahwa "tidak mungkin tato akan cukup menghambat keringat untuk berkontribusi pada overheating atau masalah lain, bahkan ketika bermain sepakbola".

Namun hal berbeda diutarakan oleh Dr. Ingo Frobose dari German Sports University, Cologne pada The Sun, "Saya akan melarang pemain sepak bola dari tato, berbagai penelitian menunjukkan bahwa para pemain mengalami penurunan kinerja 3-5% setelah memiliki tato. Kulit adalah organ terbesar yang kita miliki, namun kita meracuni itu. "

Dr. Frobose memang gagal menguraikan studi yang menunjukkan penurunan kinerja seperti yang dimaksud, tetapi dia menyoroti bahwa 60-70% tinta dari tato tidak bertahan di kulit dan sebaliknya ia masuk ke aliran darah. "Akibatnya, kekuatan pemulihan seseorang menderita dan Anda tidak lagi segar seperti sebelumnya," lanjutnya.

Memang masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki dampak tato pada tingkat keringat, komposisinya dan setiap efek yang berpotensi merugikan pada kinerja olahraga.

Tapi satu hal yang jelas: dengan tato para pesepakbola yang sekarang sudah sangat umum, setidaknya sudah diterapkan aturan waterbreak untuk mengurai dehidrasi dan overhead pada para pemain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun