Mohon tunggu...
Zamroni Abidin
Zamroni Abidin Mohon Tunggu... -

biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sang Penyusun Puzzle

9 Februari 2014   02:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:01 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PUZZLE atau lebih dikenal dengan nama bongkar pasang adalah sejenis permainan anak. Cara mainnya bisa mudah bisa pula rumit tak kepalang.

Dikatakan mudah, karna dalam permainan puzzle ini sudah ada blue print. Cetakan gambar jadi yg kemudian dibongkar dan disusun kembali. Si pemain tinggal meletakkan serpihan puzzle tersebut pada tempat yang semestinya.

Permainan puzzle makin rumit seiring meningkatnya level permainan. Tidak hanya varian yang beraneka, namun ritme waktu yang bergerak tambah cepat. Untuk itu dibutuhkan kecermatan, ketepatan dan kecepatan.

Menyusun puzzle tak ubahnya menyusun/mengurus sebuah negara. Dalam konteks ini yang diperlukan tidak hanya ketiga faktor diatas, melainkan juga keteguhan dan pengalaman dari sang penyusun. Seorang penyusun yang sukses dilevel dasar belum tentu akan berhasil dalam level berikutnya yang lebih tinggi. Sebaliknya, penyusun level atas seringkali gagal dan terjebak dalam penempatan asal-asalan dari serpihan puzzle. Kondisi ini kerap terjadi lantaran sang penyusun kurang berpengalaman, tidak menguasai lanskap permainan juga tidak teguh dalam menghadapi pressure disekitarnya.

Jika ini yang terjadi, puzzle tidak akan menemukan bentuknya kembali.  Dan inilah yang terjadi dinegara kita Indonesia. Problematika terbesar negara ini adalah salah urus. Para pemegang kebijakan tidak hanya kurang visioner, melainkan mereka juga sering terjerembab dalam pengambilan keputusan yang dilandasi politik "dagang sapi". Buntutnya, korupsi makin mengakar. saling silang sengkarut. sulit menemukan pejabat yang benar-benar bersih. Kalau toh ada pejabat yang tertangkap tangan, itu hanyalah masalah apes saja.

Dalam salah satu wawancara, mantan ketum MA, Mahfud MD pernah mengatakan, untuk sektor migas saja seandainya diurus secara benar, keuntungan yg diperoleh bisa membiayai setiap WNI sebesar 10 jt rupiah perbulan. Sebuah angka fantastis dari satu bidang migas saja.

Disinilah dibutuhkan sosok figur yang mampu mengatasi permasalahan tersebut. Ada banyak nama yang disodorkan. Diantaranya,

1. Abu Rizal Bakrie (Partai Golkar)

2. Prabowo Subianto (Partai Gerindra)

3. Wiranto (Partai Hanura)

4. Surya Paloh (Partai Nas Dem)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun