Mohon tunggu...
Zamroni Abidin
Zamroni Abidin Mohon Tunggu... -

biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menjemput Takdir

15 Februari 2014   11:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun 1951 terjadi letusan gunung kelud. Pada tahun yang sama lahir seorang bayi laki-laki. Konon jika ada bayi yang lahir pada saat pancaroba seperti gunung meletus tersebut, sang jabang bayi kelak bakal menjadi orang besar. Selang enam dekade kemudian tepatnya tanggal 13 februari 2014, gunung kelud kembali meletus.

Letusan gunung kelud kali ini berdekatan dengan waktu hajatan nasional. Sebuah hajatan yang akan menentukan perjalanan nasib bangsa ini. Adakah korelasi antara letusan gunung kelud tahun 1951 dengan kelahiran seorang bayi dan letusan gunung kelud tahun 2014? hehe.... ternyata anda cukup pintar dan bisa langsung menebaknya.

ya, sama dengan Soekarno namun beda di tahun. Dahlan Iskan lahir pada tahun 1951. Tahun dimana terjadi letusan gunung kelud kali ketiga sepanjang kurun waktu 1901 sampai sekarang. Kini gunung kelud kembali muntah darah. Memuntahkan segala riak dan kotoran yang ada didalam tubuhnya. Adakah ini sebuah replika besar dari seorang dahlan sebelum dan sesudah ganti hati?

Seperti diketahui, Secara umum setiap kali Gunung meletus selalu mengeluarkan Gas vulkanik yang mengandung Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang sangat berbahaya.

Selain itu juga memuntahkan lahar yang sangat berbahaya. Bercampur bebatuan, air panas dan material. Diwaktu yang bersamaan gunung meletus juga akan mengeluarkan Lava berupa cairan magma dengan suhu tinggi yang keluar dari perut Bumi melalui kawah.

Hujan abu dan awan panas selalu menyertai setiap gunung meletus. Hujan abu ini membawa material yang lembut yang diterbangkan angin sejauh ratusan kilo yang bisa mengganggu pernafasan. Sedan awan Panas yang mengandung bebatuan pijar yang sangat panas sekali yang membawa material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C  apabila mengenai tubuh manusia bisa melepuh.

Walau tidak se ekstrem seperti letusan gunung, kondisi dahlan sebelum ganti hati menunjukan beberapa kesamaan. kaki membengkak, wajah menghitam, beberapa kali muntah darah karna pembuluh arteri pecah tidak kuat menahan aliran darah yang membeku. hati yang semestinya menyaring racun lewat zat2 makanan, tidak bisa menjalankan fungsinya karna sudah sirosis stadium akut.

Tim dokter kala itu memvonis, usia dahlan tidak akan bertahan lebih dari tiga tahun -kecuali melakukan transplantasi hati secara total alias ganti hati. Sebuah pilihan super sulit. Tidak operasi berarti mati. Operasi pun tidak ada jaminan bisa hidup secara normal. Dari sinilah kemudian dahlan bertekad MENJEMPUT TAKDIR. sebuah sikap hasil olah batin akan kepasrahan yang tinggi terhadap sang ilahi digabung dg perhitungan rasionalitas yang matang.

Hasilnya, gunung diletuskan. Dikeluarkan semua darah dan penyakit yang bersarang didadanya -diganti dengan yang baru. Tahap selanjutnya adalah recovery atau pemulihan. Sama seperti gunung tadi, setelah meletus dampak yang ditimbulkan tidak hanya negatif melainkan juga positif.

Semua zona bekas banjir lahar, akan menjadi lahan baru, berupa galian pasir dan batu untuk pembangunan. Sepanjang tanah yang dilalui lahar sangat baik bagi pertanian, sebab tanah tersebut biasanya menjadi lebih subur seperti peremajaan kembali. Hal ini sangat menguntungkan karena rata rata daerah bekas letusan mayoritas di huni oleh masyarakat petani

Pasca Gunung Meletus biasanya akan merusak semua ekosistem yang dilalui, namun tidak selang beberapa waktu secara alami akan membentuk ekosistem baru. Akan muncul mata air bernama makdani. Mengandung mineral yang  melimpah, diikuti geyser atau sumber mata air panas berbelerang -yang keluar dari dalam bumi-  sangat baik untuk kesehatan kulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun