Mohon tunggu...
Zamroni Abidin
Zamroni Abidin Mohon Tunggu... -

biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keluyuran Vol II (Merambah Lumajang)

18 Agustus 2014   15:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:15 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tidak seperti ketika pertama kali di suruh ayah setoran ke pasar kapasan. Kali selanjutnya aq putuskan tidak perlu naik lyn R ke kapasan dari jembatan merah. Begitu pula baliknya. Sengaja aku memilih jalan kaki agar bisa menghemat uang transport sebesar 700 rupiah.

Untuk apa ??? Untuk apalagi kalau bukan ke mall. Nyelentung dikit dari kembang jepun, tepatnya di sekitar stasiun semut berdiri mall. Namanya Indo Plasa ( entah kini apa namanya?). Disitulah target keluyuranku selanjutnya. Saldo 700 rupiah hasil jalan kaki, aku habiskan main game disana.

Saking seringnya main di mall itu, aku jadi tahu kalau disitu ada kolam renang umum yg dibayarkan. Sontak perhatianku beralih. Gembot sudah tidak menarik lagi. Angan2 mandi bersama dengan cino kapasan agaknya telah menggelitik libido ku yg makin bertambah seiring usia puber. Bayangan bodi mulus dg paha terbuka para gadis cino itu makin menguatkan tekadku untuk masuk ke kolam renang. Hehe....maaf ya?

Berbekal celana kolor yg dibawa dari rumah, sendirian kuceburkan tubuh ini ke kolam renang. Mandi bersama dg orang2 yg kebanyakan dari etnis tionghoa. Disitu aku bisa kum-kum 2-3 jam tanpa makan juga minum.

Menginjak SMP, daya jelajahku makin luas. Ayah sudah berani menyuruhku kulakan barang di Lumajang. Sama seperti yg dulu, ayah hanya memberikan petunjuk rute perjalanan. Naik turunnya bis serta ancer2 toko yg dimaksud. Selebihnya aku harus kreasi sendiri. Sementara aku sama sekali belum pernah ke lumajang. Baik sendiri maupun bersama2.

Kali pertama ke Lumajang, aku langsung improve. Aku pilih bis kota reguler yg lewat kota dari pada bis kota patas via tol seperti yg disarankan ayah. Bagiku, buat apa cepat2 sampai tujuan lewat tol yg pemandangannya hanya sawah dan ilalang. Mending lewat jalur biasa, bisa berlama2 di bis kota dan melihat perkotaan. Lebih murah lagi ongkosnya. Hehe....

Sampai di terminal Bungurasih, aku langsung naik bis akas transit probolinggo sesuai dg instruksi. Saat bis ngetem di terminal inilah kupandangi dari jendela, lalu lalang bis antar kota segala jurusan. Jika melihat bis Mandala, Dana Dhasih yg jurusan Malang aku merasa diriku apes dan sial.

penyebabnya, rata2 yg naik bis jurusan malang adalah para remaja. Pakaian mereka rapi dan modis. Ceweknya juga cakep2. Kebanyakan mereka adl anak kuliahan. Sementara penumpang yg ada di bis ku adalah mayoritas orang ndeso dg dialek maduro yg kental. Wes ndeso, elek atek tuwek pisan. Hadewww... Kpn yo ayah ngongkon aku nak malang? Ben iso longgo jejer arek ayu nak bis? Doaku setengah menggerutu.

Bis sampai di probolinggo. Inilah instruksi ayah yg harus dilaksanakan. Cari makan dg menguntit para sopir dan kondektur makan dimana. Cara ini ternyata jitu. Umumnya masakan tempat para sopir makan adl lezat dan murah.

Makan selesai. Perjalanan berlasnjut ke lumajang. Turun wonorejo. Langsung naik becak. "Toko Royal jl. Panglima Sudirman" kataku bergaya pede dan berpengalaman. (Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun