Mohon tunggu...
zameel von buitenzorgh
zameel von buitenzorgh Mohon Tunggu... karyawan swasta -

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peraih Nobel Sastra 2009

20 Januari 2010   22:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:21 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="" align="alignleft" width="143" caption="Anda Pun Bisa Kompasianers"][/caption] Lanjutan dari Cerita sebelum nya tentang Budaya,Pesan dari Negeri Kampret ,Disini kita harus tahu Apa Hakikat Budaya sebenar nya? Untuk Mengetahui Hakikat Budaya,Kita memerlukan sebuah proses Membaca,Menelaah apa yang di baca,Menulis dan Mempraktekan apa yang di tulisnya.Membaca Buku-Buku yang tertulis,maupun membaca dalam arti yang lebih luas yaitu membaca Buku-Buku yang tidak tertulis,yaitu Alam Semesta Beserta Semua isiNya.Setelah itu Menelaah apa yang telah kita baca,kemudian di tuangkan dalam sebuah Tulisan,Menulis sendiri berarti mengadakan perenungan dan mengolah dengan Akal Pikir.Kemudian berlanjut ke tahap Melakukan dalam Perilaku kehidupan Sehari-hari apa yang telah di tulis nya. Sebagai Contoh saya ingin Mengangkat Kisah Seorang Penulis Jerman keturunan Rumania Peraih Nobel Satra 2009 Madame Herta Muller. Herta Müller dilahirkan di daerah berbahasa Jerman di Banat, Rumania, pada tahun 1953. Orangtua Müller merupakan warga minoritas berbahasa Jerman. Ayah Herta Müller bertugas sebagai prajurit Jerman SS semasa perang dunia ke-2. Sementara ibunya, seperti kebanyakan orang Jerman di Rumania, dideportasi ke Uni Soviet pada tahun 1945 dan harus kerja paksa di suatu kamp yang saat ini berada di wilayah Ukraina. Semasa kuliah di Timisoara pada dasawarsa 70an, Herta Müller tergabung dalam Kelompok Aksi Banat, yang merupakan kelompok penulis muda berbahasa Jerman, menentang pengekangan kebebasan berpendapat sebagai oposisi diktator. Setelah lulus kuliah, Müller sempat kehilangan pekerjaannya sebagai penerjemah di pabrik mesin, karena menolak bekerja sama dengan dinas rahasia sebagai informan. Kemudian Herta Müller dianggap sebagai pengganggu dinas rahasia. Karya-karya Müller juga dicekal di Rumania akibat sikapnya yang kritis terhadap diktator. Pada tahun 1987, Herta Müller dan suaminya waktu itu, Richard Wagner, meninggalkan Rumania menuju Jerman. Oleh sebab itu, tema kehilangan tanah air merupakan tema besar sastranya. "Saya tidak pernah menulis dalam bahasa Rumania, tapi tentu saya dibesarkan dalam bahasa ini dan juga bisa menulis dalam bahasa Rumania. Jika saya punya ungkapan dalam bahasa Jerman, saya juga punya ungkapannya dalam bahasa Rumania," Katanya. Pada tahun 1984, terbit karya Müller yang pertama, yaitu kumpulan cerita pendek yang berjudul Niederungen atau Kedalaman. Karyanya yang kedua, yaitu kumpulan prosa yang berjudul Reisende auf einem Bein atau Pengelana Berkaki Satu, diterbitkan di Berlin Barat dan menggambarkan keterasingan di tanah air baru. Kehidupan sehari-hari di lingkungan sistem totaliter merupakan tema roman Herta Müller yang berjudul Der Fuchs war damals schon der Jäger atau Rubah Dulu Pernah Menjadi Pemburu. Dalam roman terbarunya yang berjudul Atemschaukel atau Ayunan Nafas, Müller menggambarkan situasi warga eksil Jerman-Rumania di Uni Soviet. Herta Müller mempertanyakan, mengapa? "Selalu dan selamanya, orang-orang di dunia harus meninggalkan negaranya, untuk dapat bertahan hidup, sementara yang lainnya melakukan kejahatan, dan penjahat adalah orang-orang yang mencekik negaranya secara politis dan menjadikan negaranya itu miliknya sendiri." Komite Penghargaan Nobel Mengomentari bahwa Muller"Menggunakan Kepadatan Puisi dan Obyektivitas Prosa dalam Menggambarkan cakrawala perasaaan orang yang kehilangan Tanah air nya".Herta Muller Berhak Mendapatkan Hadiah berupa uang sekitar 13,5 miliar Rupiah...... Semoga Kisah diatas dapat Menginspirasi kita,Membaca,Menelaah,Menulis dan Mempraktekan...... Kehilangan Tanah Air,Kehilangan Budaya bisa menjadi Tema Satra kita,siapa tahu kedepan nya ada diantara rekan-rekan sekalian bisa mendapat Hadiah Nobel Sastra....... Sumber : - http://www.dw-world.de

- Koleksi Foto Cech Gentong (Kopdar Kompasianer's 2010 di TIM Jakarta)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun