Hiruk pikuk politik menghadapi 2014 mulai terasa. Kasak-kusuk yang dilakukan oleh partai politik maupun kandidat sudah mulai tercium. Peran media dan lembaga surveypun tak mau ketinggalan momentum. Pesta demokrasi 2014 di negeri ini tampaknya bakal seru dan ramai.
Masyarakat awam sering bilang, bahwa menjadi seorang RI 1 atau RI 2 adalah sebuah nasib. Tergantung garis tangan masing-masing. Bahkan para penggemar sepak bola sering bilang, bahwa menjadi seorang pemain bintang di dunia sepak bola itu tergantung bakat individu itu sendiri. Kalau dia memang bakat dan bagus sebagai seorang pemain bola, maka klub manapun akan rela bayar mahal untuk meminangnya. Nah dalam pesta demokrasi juga demikian, jika seseorang itu bagus dalam kepemimpinannya dan memiliki kualitas individu yang akuntable, amanah dan merakyat, maka dengan sendirinya rakyat bahkan partai politik akan menginginkannya.
Masih ingat bagaimana seorang Jokowi saat maju bersaing merebutkan kursi Jakarta 1?Sosok Jokowi sangat unik dan fenomenal. Dengan bermodalkan sikap kepemimpinan yang berani, jujur, merakyat dan apa adanya, seorang Jokowi mampu mengalahkan pesaing-pesaingnya di Pilkada DKI. Bahkan segala isu yang menyudutkannya terabaikan begitu saja.
Magnet seorang Jokowi ternyata sampai menular ke proses Pilkada daerah lainnya. Rakyat secara tidak sadar selalu bilang :”Siapa yang bakal menjadi Jokowi selanjutnya”? Di Pilkada Jawa Barat misalnya, masyrakat selalu bilang :”Siapa yang bakal menjadi Jokowinya Jawa barat?”Demikian juga di Jawa Timur, Jawa Tengah dan daerah lainnya. Sungguh magnet seorang Jokowi mampu menular ke seluruh penjuru negeri.
Tak cukup itu, gaya seorang Jokowi juga tak sedikit yang menirukannya. Gaya yang apa adanya, gaya dengan baju kotak-kotaknya serta gaya bicara yang tegas dan rasional menjadi inspirasi tersendiri bagi calon-calon pemimpin di daerah. Kita akan bisa lihat siap saja calon-calon pemimpin daerah yang memakai baju kotak-kotak ala Jokowi.
Nasib Jokowi Menular di 2014
Nah, tampaknya, secara alami, nasib sosok Jokowi akan menular di 2014. Banyak elemen masyrakat menanti dan penasaran, siapakah yang akan menjadi sosok Jokowi di 2014? Artinya, sosok pemimpin yang tegas, apa adanya, jujur dan juga seorang pengusaha. Tentu sosok Jokowi di 2014 adalah yang memiliki sifat dan sikap yang tak jauh beda dengan Jokowi, seperti: Tegas, reformis, pemberani, bersih, jujur dan dekat dengan rakyat.
Nah, berita terkini, seorang politisi hebat dan terkemuka dari partai Golkar Akbar Tanjung mengatakan, bahwa Jusuf Kalla adalah sosok yang juga akan maju di Pilpres 2014, bahkan saat ini pendukung JK sudah melakukan gerilya. Walaupun JK sendiri secara resmi tidak didukung oleh Golkar.
Di tempat terpisah, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menilai mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, sebagai sosok tegas dan memiliki kinerja bagus. "Beliau pernah jadi Menko pada zaman Bu Mega," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, di Jakarta, Rabu, 28 November 2012.
Selain itu, sosok JK adalah sosok tokoh Golkar yang pasang badan mendukung Jokowi saat perebutan kursi DKI 1. Bahkan beberapa jam setelah pemilihan dan pengumuman kemenangan Jokowi, sosok JK tampak melakukan pertemuan dengan sang DKI 1 itu.
Selain itu, tak sedikit masyarakat yang mulai menerka bahwa JK adalah sosok yang akan menjadi Jokowi 2014. Figur JK yang tegas, jujur, amanah,dan merakyat sudah dibuktikan saat beliau menjadi RI 2 periode 2004-2009. Jargon “lebih cepat lebih baik” sangat dirindukan dan diinginkan kerja nyatanya oleh masyrakat Indonesia saat ini.
Faktanya lagi, tak sedikit rakyat Indonesia sangat merindukan sosok JK kembali tampil menjadi pemimpin di bumi pertiwi. Bukan lagi sebagai RI 2, namun sebagai RI 1. Ringkasnya, sosok JK akan mampu melakukan gebrakan dan perbaikan terhadap bangsa ini, seperti sosok Jokowi membenahi Jakarta.
Nah, tentunya, partai politik harus cerdas membaca fenomena yang terjadi di masyarakat. Sosok JK tidak boleh diabaikan begitu saja. Jika partai politik berlomba-lomba memperebutkan sosok JK, itu bukan tidakan yang salah, namun tindakan yang tepat.
Menariknya lagi, sosok JK diramalkan akan mengulang kesuksesannya di 2004, dimana partai Golkar tidak mencalonkan dirinya, namun sosok JK mampu menyedot suara Golkar dari tingkat bawah sampai atas. Apakah JK benar-benar bakal menjadi J(o)K(owi) di 2014?kita tunggu saja dan lihat sama-sama fenomena ke depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H