Mohon tunggu...
M B Zaman
M B Zaman Mohon Tunggu... -

"Biarkan Tinta dan Foto Bicara".....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akbar Tanjung: Sang Penyelamat Partai Golkar

22 Desember 2012   11:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:12 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjelang pemilu 2014, gonjang-ganjing politik di internal partai mulai terasa. Kasak-kusuk pun terjadi. Dalam ranah politik, hal ini wajar terjadi, karena partai politik merupakan kendaraan bagi seorang figur yang akan memimpin bangsa ini. Mencalonkan figur yang diterima rakyat adalah kewajiban bagi setiap partai politik jika partainya ingin terus eksis di mata rakyat.

Nah, hiruk pikuk tersebut juga terjadi di partai Golkar (Golongan Karya). Partai Golkar yang merupakan partai besar tetaplah menjadi sorotan masyarakat di negeri ini. Golkar tetaplah Golkar. Golkar tetap menunjukkan eksistensinya di mata rakyat. Golkar juga tetap memiliki banyak figur yang diterima di mata rakyat.

Saat ini, Partai Golkar menjadi sorotan media dan sorotan masyarakat di belahan dunia manapun. Yang di luar negeripun menyimak dinamika pilitik tanah air, termasuk berita mengenai dinamika di tubuh Partai Golkar. Sungguh sesuatu yang menarik untuk sekadar disimak atau dijadikan pelajaran dalam konteks demokrasi.

Yang terhangat, Partai Golkar lagi ramai mengenai surat Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar Akbar Tandjung mengenai pencapresan Aburizal Bakrie (Ical). Dan ternyata, DPP (Dewan pengurus Pusat) Partai Golkar menyesalkan surat Akbar Tanjung tersebut.

Adalah Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham dengan tegas mengatakan bahwa , secara organisatoris, substansi surat Akbar yang menjadi polemik di media sangat tidak etis dan bersifat provokatif. Idrus juga mengatakan bahwa pernyataan Akbar Tanjung cenderung merusak tatanan kepemimpinan dan soliditas partai yang sudah terbangun

Fakta ini sangat menarik, sebab, secara terpisah, Pengamat politik, J Kristiadi, mengatakan bahwa surat yang dilayangkan Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar, Akbar Tandjung, kepada DPP partai agar pencapresan 'Ical' dievaluasi, harusnya diapresiasi Ical. Kemudian, J Kristiadi menambahkan, Jika ingin didukung oleh seluruh pihak yang terlibat di bawah partai berlambang pohon beringin itu, Ical harus mau mendengarkan semua aspirasi yang masuk. Langkah yang tepat, menurutnya, adalah mendengarkan dan mau menjalankan masukan yang baik. Hal itu, kata dia, merupakan bentuk lain dari kontribusinya terhadap partai.

Evaluasi : Prosedur Organisasi

Dalam ranah organisasi, evaluasi adalah sebuah prosedur organisasi. Bahkan dari kasus yang kecil maupun kasus yang besar. Pada konteks ini, Akbar Tanjung sebagai sosok yang berpengalaman di organisasi dan banyak makan garam di pemerintahan sangatpeduli terhadap organisasi yang digelutinya, dalam hal ini adalah partai Golkar.

Masih ingat bagaimana peran Akbar Tanjung menyelamatkan Partai Golkar saat Akbar Tanjung menjadi ketua Umum di tahun 1998-2004. Pada tahun 1999, Partai Golkar menempati urutan ke-2, dan di tahun 2004 Partai Golkar menjadi pemenang pemilu. Sungguh tangan dingin politisi Akbar Tanjung lah yang memiliki peran besar menyelamatkan partainya di saat tekanan terhadap Partai Golkar agar dibubarkan pada saat itu.

Yang menarik, Dalam laporan pertanggungjawaban Akbar menggambarkan getirnya perjuangan Partai Golkar ketika pada masa reformasi mendapat hujatan dari berbagai pihak. Akbar juga sempat mengutip pernyataan Gus Dur ketika membacakan Dekrit Presiden yang salah satunya meminta agar Partai Golkar dibekukan.

Lewat tangan dingin sosok Akbar Tanjung, semua jadi ingat bagaimana keberhasilan Akbar Tanjung ketika mendorong Abdurrahman Wahid menjadi presiden melalui poros tengah menghadapi calon dari PDIP, Megawati Soekarno Putri. Tidak lupa, Akbar juga menyebutkan keberhasilan Partai Golkar melengserkan Gus Dur yang dianggap sering melontarkan wacana dan tindakan yang menciptakan instabilitas. Atas dorongan Golkar melaui Akbar Tanjung pula Megawati menggantikan Abdurrahman Wahid dan menjadikan Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden.

Nah, jika Akbar Tanjung menginginkan adanya evaluasi tentang pencapresan Abu Rizal Bakri sebagai capres resmi, itu bisa diartikan sebagai upaya menyelamatkan Partai Golkar itu sendiri. Bentuk evaluasi merupakan prosedur organisasi dimanapun dalam aktivitas apapun.

Evaluasi dalam konteks organisasi bukan berarti harus mengganti atau merombak total, bukan pula berarti harus mengganti Ical sebagai Capres, namun bisa diartikan sebagai upaya organisatoris agar pencapresan Ical lebih dipublikasikan di mata rakyat, serta agar seluruh elemen Partai Golkar dari DPC hingga DPP mengevaluasi kinerja selama ini agar lebih serius, lebih bkerja keras, lebih kerja cerdas dalam memperjuangkan Ical sebagai capres resmi dari Partai Golkar.

Tak heran jika Jika Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) yang juga mantan ketua Umum Partai Golkar mengungkapkan, sebagai calon yang diusung Partai Golkar, Abu Rizal Bakrie (Ical) harus siap untuk menang. Dengan tegas, JK menegaskan: "Sebagai capres, Ical harus siap menang, harus berusaha untuk menang," kata nya (19/12/2012) usai menghadiri Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas) ICMI di Jakarta Convention Center.

Nah, bagaimana dinamika Partai Golkar selanjutnya? mari kita lihat ke depan. Yang jelas sosok Akbar Tanjung akan sangat memainkan perannya demi kebaikan dan masa depan Partai Golkar yang gemilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun