Mohon tunggu...
Zalfa Zahya Aini
Zalfa Zahya Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori empati dari Martin Hoffman

28 Januari 2025   20:32 Diperbarui: 28 Januari 2025   20:32 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Empati dari Martin Hoffman mengemukakan bahwa empati adalah kemampuan untuk merasakan atau memahami perasaan orang lain. Hoffman mengembangkan teori ini untuk menjelaskan bagaimana empati berkembang pada anak-anak dan bagaimana empati dapat memengaruhi perilaku sosial mereka. Dalam pandangannya, empati merupakan aspek penting dalam perkembangan sosial dan moral individu.

Empati menurut Martin Hoffman

Hoffman mendefinisikan empati sebagai kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Ia berpendapat bahwa empati bukan hanya reaksi emosional terhadap situasi orang lain, tetapi juga melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi perasaan orang lain dan bertindak sesuai dengan pemahaman tersebut.

---

Tahapan Perkembangan Empati (Menurut Hoffman)

Hoffman menjelaskan bahwa empati berkembang dalam beberapa tahapan sepanjang masa kanak-kanak. Setiap tahapan berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengidentifikasi dan merespon perasaan orang lain. Berikut adalah tahapan perkembangan empati menurut Hoffman:

1. Tahap Empati Kognitif (0-1 tahun)

Pada tahap awal kehidupan, bayi belum bisa merasakan empati secara penuh, namun mereka mampu merespon perasaan orang lain secara dasar. Misalnya, bayi dapat merasa tertekan atau cemas jika mendengar suara orang lain yang cemas.

Pada tahap ini, bayi mungkin menunjukkan reaksi emosional yang mirip dengan perasaan orang lain, seperti menangis ketika mendengar suara tangisan.

2. Tahap Empati Emosional (2-3 tahun)

Pada usia ini, anak mulai dapat merasakan emosi orang lain dan menunjukkan reaksi emosional terhadap perasaan orang lain. Misalnya, anak mungkin merasa sedih jika melihat orang lain terluka atau kecewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun