Ikan buntal dapat tumbuh hingga mencapai ukuran yang mencengangkan, bahkan lebih besar dari sebagian bayi buaya. Meskipun demikian, ada juga ikan buntal yang kecil dan dapat ditemukan di berbagai perairan.
3. Kemampuan Menggembung:
Ikan buntal menggembungkan diri sebagai mekanisme pertahanan terhadap predator. Dengan cara ini, mereka mempertahankan diri dari serangan yang mengancam.
4. Bisa Dikonsumsi dengan Risiko:Â
Meskipun beracun, ikan buntal menjadi hidangan lezat di Jepang. Namun, pengolahan ikan buntal menjadi hidangan yang aman membutuhkan keterampilan khusus dan pengalaman yang tinggi.
5. Gejala Keracunan yang Mematikan:
 Tahap-tahap gejala keracunan ikan buntal merangkum beragam dampak yang dapat dirasakan oleh tubuh manusia, memberikan gambaran mendalam tentang kompleksitas pengaruh racun tersebut.Â
Dimulai dengan sensasi mati rasa yang muncul perlahan di sekitar mulut, tahap awal keracunan ini sering disertai dengan gangguan pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut, dan diare. Meskipun gejala ini bisa dianggap sebagai ketidaknyamanan sementara, namun tahap-tahap selanjutnya menyoroti seriusnya situasi.
Yang membuat gejala ini semakin mengkhawatirkan adalah pergeserannya dari gangguan pencernaan dan mati rasa ke tahap-tahap yang lebih serius, melibatkan organ-organ vital seperti sistem pernapasan dan sirkulasi.Â
Pada titik ini, tubuh berjuang untuk mempertahankan fungsi dasarnya, tetapi racun yang menyebar dengan cepat dapat menyebabkan lumpuhnya organ-organ utama. Pernapasan menjadi sulit, jantung berdetak tidak teratur, dan tekanan darah merosot tajam.
Kegagalan sistem pernapasan dan sirkulasi adalah klimaks dari keracunan ikan buntal yang parah, menempatkan individu tersebut di ambang kematian. Setiap detik menjadi kritis, dan kesempatan untuk bertahan semakin menipis.Â