Sesuai dengan judulnya berteman dengan kekurangan bukanlah suatu hal yang harus ditutupi karena malu dalam mengakuinya. Ada kalanya kekurangan lebih baik disimpan dan baik juga untuk di share ke orang lain. Mengingat bahwa semua orang pasti memiliki kekurangan maka fokus kita adalah untuk menjadikan kekurangan tersebut sebagai hal yang membuat diri kita bangkit dari keterpurukan. Terlalu fokus dengan kekurangan tidaklah baik karena hal tersebut hanya akan membuat kita larut dalam pikiran yang negatif. Maka dari itu, akuilah bahwa memiliki kekurangan itu normal dan semua orang merasakannya jadi tidak perlu lagi merasa sedih hanya karena memiliki kekurangan yang berbeda dengan orang lain.
Saat merasakan stress terkadang orang-orang masih belum tahu bagaimana cara yang baik untuk menghadapinya. Emosi yang negatif cenderung lebih cepat menular ke orang lain daripada emosi yang positif. Oleh karena itu, kita perlu untuk tahu tentang bagaimana cara menyalurkan energi negatif itu ke tempat yang seharusnya. Biasanya orang-orang dengan tidak sadar telah melakukan defense mechanism: displacement yang artinya menyalurkan kemarahannya ke sesuatu yang tidak berhubungan dengan asal kemarahan tersebut dapat berupa orang, hewan, tumbuhan, benda, dan lain-lain. Seperti misalnya si A menyalurkan kemarahannya kepada si B yang merupakan adik si A dengan alasan si A habis mendapat teguran dari bosnya. Nah, kejadian seperti ini seringkali terjadi di sekitar saya.Â
Masih banyak juga orang-orang yang denial atau tidak mengakui adanya rasa cemas dan ketakutan yang sedang dihadapi. Apabila kita terus menerus menumpuk rasa cemas itu sebagai sesuatu yang tidak diakui maka hal tersebut tidak akan bisa diatasi. Sesuatu akan bisa diatasi ketika kita mau mengakuinya. Untuk mengatasi hal ini kita dapat menyalurkan rasa cemas kita ke hal yang lebih berguna. Misal, saat kita mengalami kecemasan atau ketakutan kita dapat menyalurkan kedalam gambar atau lukisan. Hal ini dapat membuat kita menjadi lega dan lupa akan rasa cemas yang sedang dihadapi.
Kita juga dapat membentuk sebuah pertahanan diri untuk mengatasi stres yang biasa disebut dengan coping mechanism. Tidak semua cara dalam membentuk pertahanan diri ini positif tetapi ada juga orang-orang yang lebih memilih untuk menggunakan hal-hal negatif seperti merokok secara berlebihan, mengonsumsi obat-obatan terlarang, dan minum minuman yang mengandung alkohol. Pembentukan pertahanan diri untuk mengelola emosi yang sedang kita rasakan dengan cara umum yang digunakan oleh tiap individu adalah tidur, menonton film, membeli makanan dan minuman favorit, berbelanja, bertemu teman, menulis jurnal, membaca buku, meditasi, dan lain-lain. Nah, agar kita tidak berlarut dengan kesedihan maka kita harus mempelajari metode mana yang sesuai dengan kebutuhan atau kepribadian kita agar nantinya saat menghadapi kecemasan tersebut maka metode yang digunakan lebih efektif dalam membantu mengelola emosi kita. Â
Daftar Pustaka
Schultz, DE & Schultz, SE. 2009. Theories of Personality
Mengenal Lebih Dalam Coping Mechanism untuk Mengatasi Stres (halodoc.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H