Mohon tunggu...
Zalfa Izzati Efendi
Zalfa Izzati Efendi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang penulis pemula dengan dunianya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebagai Upaya Melestarikan Budaya Bangsa

22 Agustus 2024   05:01 Diperbarui: 22 Agustus 2024   06:16 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Negeri kita Indonesia tak kurang dengan banyaknya suku bangsa yang memiliki ciri khas yang berbeda-beda dan melahirkan banyak budaya yang berbeda-beda pula. Semboyan 'Bhineka Tunggal Ika' yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua menjadi simbol pemersatu diantara banyaknya perbedaan budaya di Indonesia. Namun di tengah perkembangan teknologi dan pesatnya mobilitas informasi, budaya lokal justru semakin tergerus akibat mudahnya akses terhadap budaya-budaya luar negeri. Oleh sebab itu, perlu adanya revitalisasi dan perbaikan agar budaya Indonesia tidak hilang begitu saja ditelan zaman.

            Seperti contoh, mudahnya akses informasi dalam maupun luar negeri melalui media sosial seperti Instagram atau X membuat banyak dari masyarakat kita terlena bahkan mengiblatkan banyak hal pada budaya luar negeri yang belum tentu sesuai dengan budaya luhur bangsa kita. Akibatnya dapat kita lihat pada banyaknya hal 'viral' yang kebanyakan bahkan tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Selain itu, kebudayaan yang seharusnya harus terus dilestarikan nyatanya justru tak lagi dikenali generasi muda.

            Menyatunya berbagai kebudayaan menjadi sebuah komunitas global di jejaring sosial media ini sangat berdampak pada budaya di tanah air. Pergeseran budaya asli Indonesia bahkan ciri khas bangsa akan sangat mempengaruhi kualitas karakter anak bangsa yang seharusnya telah mengenal budaya leluhurnya dengan baik sedari dini. Dibutuhkan adanya penanganan serius baik oleh pemerintah maupun kita sebagai masyarakat untuk kembali melestarikan budaya di negeri sendiri dan memamerkan budaya kita ke mancanegara.

            Untuk hal ini, pemerintah mengambil langkah yaitu adanya kurikulum berbasis kebudayaan. Kurikulum ini menurut saya cukup efektif mengingat generasi muda adalah generasi paling rentan terhadap masuknya budaya-budaya baru yang bisa merusak karakter dan budaya sebagai warga negara Indonesia. Dengan kurikulum yang memuat pengajaran budaya seperti bahasa, sastra, hingga seni sesuai dengan budaya Indonesia, generasi muda dapat mengenal lebih dalam dan mengimplementasikannya pada kehidupan sehari-hari.

            Pengajaran yang diberikan dalam kurikulum berbasis kebudayaan yang saat ini telah digunakan di seluruh sekolah di Indonesia adalah Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini memuat berbagai aspek salah satunya adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5. Projek ini dibuat dengan tujuan agar dapat menjadi langkah awal untuk mengenalkan budaya pada generasi muda sedini mungkin. Tentunya hal ini memuat esensi seni, sastra, dan budaya itu sendiri sebagai elemen humaniora yang dapat melatih kepekaan nurani, nilai kebudayaan, dan makna kehidupan. Melalui seni pula akan hadir perspektif lain ketika kita dihadapkan oleh persoalan-persoalan kehidupan sehingga mampu melihat secara jernih persoalan tersebut. Nantinya hal ini akan bermuara pada karakter luhur bangsa yang akan terus kita lestarikan dan kita tanamkan pada anak cucu kita.

            Upaya untuk menguatkan karakter dan melestarikan budaya Indonesia melalui P5 juga dapat meningkatkan value budaya dan memberikan kesadaran pemikiran bahwa budaya yang saat ini kita miliki adalah hal yang sangat berharga. Sehingga ketika mindset seperti ini tertanam dalam tiap generasi muda, maka dapat dipastikan budaya kita akan terus bangkit dan terjaga. Kondisi ini tentu hanya bisa dicapai ketika kita mencapai tingkat keselarasan. Yakni belajar bersama guru dan teman di sekolah, kemudian belajar bersama orangtua di rumah.

            Ketika tiap-tiap generasi muda suatu bangsa telah tertanam budaya pada pikirannya juga pada perilakunya, maka sejauh apapun teknologi akan mengantarkan, sejauh itu pula budaya akan tetap terjaga, tak kalah dengan kemajuan zaman. Inilah yang terus berusaha kita tanamkan sebagai masyarakat yang sadar terhadap pentingnya budaya dalam aspek pendidikan anak-anak demi mengantarkan generasi muda menjadi generasi emas 2045.

           

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun