Mahasiswa UPI Kampus Purwakarta program studi PGSD angkatan 2023 melaksanakan studi banding ke daerah Yogyakarta. Beberapa tempat yang kami kunjungi dari hari kamis sampai jumat yaitu Universitas Yogyakarta, Pantai Parangtritis, Museum Sisa Hartaku, dan Candi Prambanan. Salah satunya tempat yang membuat saya tertarik adalah Museum Sisa Hartaku.
Museum Sisa Hartaku adalah salah satu bukti dari banyaknya destinasi wisata di Yogyakarta. Tempat ini juga merupakan saksi bisu dari kisah pilu waktu kelam. Erupsi dahsyat yang terjadi di Merapi Yogyakarta pada tahun 2010 lalu yang meninggalkan kesan pilu dari banyak orang. Mengingat peristiwa itu memakan banyak korban sebagian dari warga yang berada di lereng merapi. Kejadian itu menyapu sejumlah desa yang berada di bagian selatan lereng merapi. Salah satu desa yang menjadi korban keganasan merapi yaitu Dusun Petung, Desa Kepuharjo, kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Semua rumah yang berada di dusun ini hancur tersapu awan panas, termasuk salah satunya rumah warga yang bernama Watinem dan Keluarganya.
Setahun kemudian setelah pasca erupsi Sriyanto mengumpulkan sisa-sisa harta yang rusak dan diletakkan di dinding rumah. Hal ini bertujuan sebagai pengingat dari generasi ke generasi akan dahysatnya letusan gunung merapi tahun 2010. Banyak harta benda yang terkena awan panas masih tersimpan karena terdampak awan panas dan terbakar saja. Ada beberapa harta benda seperti tv, radio yang sudah meleleh, rangka, sepeda, rangka motor, ember, jam dinding, gamelan, dan barang-barang lain hingga rangka hewan ternak milik penduduk juga terpajang di museum ini. Salah satunya yang terpajang di museum sisa hartaku ada kerangka sapi perah.
Pada museum ini terdiri ada beberapa ruangan, seperti ruang tamu, 3 kamar tidur, kamar mandi, dapur, dll. Selain itu terdapat juga ada beberapa foto-foto saat kejadian erupsi ditempel di dinding museum. Ada beberapa ruangan dan harta peninggalan yang dapat di ambil gambar dan ada juga yang tidak boleh untuk diambil gambar nya. Melihat foto hingga barang-barang sisa hartaku kita seperti dibawa ke suasana mencekam dan mengerikannya erupsi gunung merapi waktu itu yang menerjang dan menghabiskan banyak bangunan hingga menimbulkan banyak korban jiwa.
Museum Sisa Hartaku menjadi sebuah kebangkitan, perjuangan, dan awal sebuah kehidupan yang baru untuk penduduk desa yang terkena erupsi. Memori dari kejadian pilu ini tidak akan pernah bisa dilupakan seluruh masyarakat, namun sebagai pengingat bahwa harta dan benda yang ada di dunia hanya titipan. Harta benda bisa hilang dan habis kapan saja. Untuk menjumpai wisata Museum Sisa Hartaku ini tidak diminta biaya sama sekali. Wisatawan dapat berkunjung ke museum ini dari pukul 8 hingga pukul 5 sore.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI