Mohon tunggu...
Zalfa Afrillia
Zalfa Afrillia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pamulang

Be Humble

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konsep Pembelajaran Fundamental bagi Pendidikan dalam Menciptakan Generasi Pendidikan Indonesia yang Kuat

19 November 2024   20:29 Diperbarui: 19 November 2024   21:34 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah fenomena fundamental atau asasi dalam kehidupan manusia. Sebab di mana ada kehidupan manusia, bagaimanapun juga ada pendidikan. Hal ini mengandung juga pengertian bahwa pendidikan adalah hak asasi. Sama seperti hak untuk hidup, hak untuk berpendapat, hak untuk berorganisasi dan lain sebagainya

Konsep fundamental yang sederhana ini mengkombinasikan "kurikulum yang terjamin dan layak" dengan analisis kontinu dari pembelajaran aktual dan perbaikan instruksi pengajaran. Ini hal yang sangat jarang ditekankan dalam sekolah atau perbaikan akreditasi negara. Upaya yang tidak berhasil untuk mendirikan komunitas pembelajaran professional mungkin saja disebabkan oleh kurangnya kecermatan terhadap konsep fundamental ini.

Banyak pendidik yang mulai menentukan komunitas pembelajaran professional ideal sebagai sekolah atau wilayah keseluruhan termasuk departemen Pendidikan setempat. Ini merupakan perkembangan yang sangat baik selama kita tidak kehilangan arah akan pentingnya tim kecil guru yang terfokus sebagai unit dasar komunitas pembelajaran professional.

Ada 3 konsep dalam pembelajaran fundamental, yakni :

  • Momentum peran pendidikan yang dimulai dari sekolah hari ini. Gambaran masa depan Indonesia dilihat dari hari ini. Rentang waktu tahun 2024 -- 2045 atau 20 tahun mendatang, pendidikan dapat terus berlangsung baik dari rumah, sekolah, masyarakat dan dunia kerja. Sehingga ditahun 2045, akan terwujud Indonesia Emas.entum
  • Substansi Pendidikan Indonesia, Kurikulum seharusnya tidak terbatas pada kompetensi/CP. Konten, proses dan assesment, akan tetapi kebijakan nasional dan lokal tentang peta SDM yang sesuai dengan stuktur dan fokus kepada keunggulan daerah. Bahkan kurikulum termasuk kebijakan pemetaan potensi anak Indonesia untuk bidang akademik, profesi dan vokasi. Sejatinya, kurikulum itu potret dan capaian peradaban berbasis nilai dengan mengandalkan dan fokus pada hasil/produk kekuatan berpikir yang hakiki berupa ide, gagasan, ilmu, teknologi dengan menggunakan basis informasi dan petunjuk yang sudah pasti benar secara epistomologis, aksiologis apalagi secara ontologis, sehingga anak Indonesia seperti yang disebut Barbara J Duck, arrive at informed judgments, memiliki high level skills, dan memiliki the ability to function in a global communityS
  • Strategi Pendidikan dengan berfokus pada SDMnya bukan sistemnya. Ini bukti empirik yang tidak fokus pada SDM nya. Bila pada level mikro Solusi jangka pendek adalah mengubah Susana pembelajaran di Indonesia maka secara sederhana paling tidak terkait dengan: Model Pembelajaran, Memacu kreativitas anak Indonesia menuju Inovasi politik, demokrasi, ekonomi, sosial dan budaya. Sehingga Bangsa akan berdaulat dan bermartabat sesuai Pembukaan UUD 1945.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun