Pulang, kan?
Aku membaca pesanmu. Dan, gulir waktu hanya menyisakan ruang tunggu. Membiarkan hasrat temu ditutupi debu.
Kenapa?
Perlahan matamu menjauh dari mataku. Beningmu adalah muara segala rasamu. Dan, heningmu adalah partitur paling sunyi merajut sepi.
Kau biarkan tunggu berdebu?
Aku menghitung garis-garis jemu yang menghiasi wajahmu. Tanda itu, mampu memangkas lesatan waktu. Tapi tak mampu melepas jeruji ruang rindu.
Kau membisu. Debu tunggu kembali terbiar memenuhi lintasan waktu.
Curup, 27.04.2023
zaldy chan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H