Entahlah!
Tak kutemukan rangkaian kalimat lengkap, yang layak dan pantas untuk mewakilkan harap.
Kata-kata seperti berlari dari pagar makna. Tak lagi betah berdiri di titian asa, di bisikan doa, atau kutitipkan pada partitur nada.
Ia memilih bungkam!
Membiarkan titik-titik singgah bergantian datang mendekam dalam ingatan, kemudian pergi diam-diam ke bilik kenangan.
Ia meninggalkan jejak kehilangan di pusaran waktu. Menyisakan serpihan rasa, agar tak berwujud butiran debu.
Kujaga segaris senyum itu semampuku. Di antara genangan mata air mata bisu. Untukmu.
Kau tahu?
Curup, 07.11.2022
Zaldy Chan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI