Sepi terlatih merawat siang, di balik pintu dapur yang lengang. Berharap pemilik api, pulang menepati janji.
Semoga, Ia membawa beras!
Aku melirik ke sudut dinding. Tabung gas bergeming, periuk nasi memangku hening.
Setidaknya, Ia membeli sebungkus mi instan!
Gagang sapu terjatuh di atas tumpukan sampah. Piring dan panci kembali siaran ulang serapah.
Siapa tahu, Ia mendapatkan nasi kotak lagi?
Sendok memeluk garpu yang menggigil beku. Debu lantai tahu, hari jumat hanya sekali dalam seminggu.
Meooong!
Ember kosong dan kuali hitam tertawa. Aku tergopoh sembunyi di celah jendela. Binatang itu datang tanpa aba-aba.
Tungku terisak meratapi titik api di ujung sepotong kayu. Sepertiku, sepi berharap ia berhenti menjadi tamu.
Curup, 15.09.2022
zaldy chan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H