Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menanti Angin

12 Mei 2022   21:20 Diperbarui: 12 Mei 2022   21:29 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh rikka ameboshi dari Pexels

Angin bertamu di pintu waktu. Menyapa helai-helai dedaunan hijau yang gagu. Meninggalkan rampaian seribu satu cerita. Menanggalkan untaian seribu satu berita. Luruh mengukur luka.

Aku memetik kisah. Kau memantik sejarah.

Waktu berlalu di ruang tunggu. Menjenguk helai-helai dedaunan kering yang bisu. Gugur tertiup aroma asa yang tersia. Lebur tertimpa romansa yang tertunda. Luluh mengubur luka.

Aku memetik sejarah. Kau memantik kisah.

Kini, mendung tertahan di ruang rindu. Mungkin, kembali menanti angin meniti penggalan janji. Atau menunggu waktu menata petilasan bakti.

Kau di mana?

Curup, 12.05.2022
Zaldy Chan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun