Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Seperti Kemarin

19 April 2022   21:11 Diperbarui: 24 April 2022   20:01 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by brittany (Pexel.com)

Tak lagi ada ilalang yang berayun pelan diterpa kepak sayap sepasang kupu-kupu. Ia lelah bertualang menjejaki genangan kenangan biru. Lenyap bersama lalu waktu. Melaju dan menipu.

Seperti kemarin. Risau petang masih enggan mengajak pulang kehilangan.

Tak lagi ada kelopak teratai yang berlayar tenang di permukaan. Ia telah lama tenggelam di dasar kolam ingatan. Mendekap bisu dan memeluk dulu. Tentangmu.

Seperti kemarin. Redup senja bertahan membujuk ulang kesepian.

Malam ini, sketsa biru kembali merengkuh wajah-wajah pilu. Ia tak lagi mampu menemani penantian tunggu. Tanpamu.

Seperti kemarin. Bening airmata bergulir hening mengeja kepergian.

Curup, 19.04.2021
Zaldy Chan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun