Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Halaman Limapuluh Enam

30 September 2021   19:31 Diperbarui: 30 September 2021   19:32 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[Pada halaman limapuluh enam]

Mendung masih betah menemani langit yang murung. Membendung ingatan yang lama terpasung.

Aku mengingat Rendra, saat membacakan Mata Luka Sengkon-Karta. Bukan suatu tempat paling rahasia. Tapi sebuah narasi, "sumur tak berguna".

Apa yang bisa kutulis tentang ini?

Hari ini sudah melewati setengah lingkaran. Jarum jam nyaris terpacak dua kali di angka duabelas.

Aku pun mengingat naskah tua, tergeletak berdebu di pustaka tak bernama. Pada sehelai kertas buram pengganti sampul, tertulis sebuah judul: "Ibu Pertiwi Hamil Tua".

Apa yang bisa kuingat untuk hari ini?

Tangisan berujung perdebatan. Perdebatan berakhir pertengkaran. Korban mengaku pelaku lebih dari satu. Pelaku mengaku sebagai korban dari masa lalu.

Aku berusaha mengingat nama-nama jalan di pelosok negeri, beragam kisah di buku pelajaran sejarah yang menyulut gradasi, cuplikan-cuplikan teori para ahli datang silih berganti. Dan, dokumentasi film panjang yang menggugat emosi.

[Di ruang pengap dengan satu lampu. Tujuhpuluh enam tahun yang lalu]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun