Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Langit Belum Lelah Bersaksi

18 Juli 2021   04:58 Diperbarui: 18 Juli 2021   05:01 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kematian (sumber gambar: pixabay.com)

Langit belum lelah bersaksi. Ketika satu persatu janji dikremasi.

Suara-suara menelan riam di bilik diam. Membiarkan goresan ruam menampung riak-riak kelam. Usai garis waktu menapaki titik akhir persinggahan. Kepergian tanpa kepulangan.

Suara-suara memangku duka di udara. Melepaskan torehan kata menjangkar bulir-bulir lupa. Usai laju waktu menjejaki ruang penantian. Ingatan menjadi kenangan.

Suara-suara tangisan menyulam air mata. Menawarkan bisikan hampa menggenggam bilur-bilur makna. Usai lalu waktu menenggelamkan impian. Perpisahan adalah kehilangan.

Suara-suara mengurung jeri dalam sunyi. Mengeja ulang nama demi nama silih berganti. Usai detak waktu beranjak pergi. Tak kembali, tapi tak pernah sembunyi.

Langit belum lelah bersaksi. Ketika satu pertanyaan menikam hati.

"Esok siapa lagi?"

Curup, 18.07.2021
Zaldy Chan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun