Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Lelaki di Bawah Matahari

30 Mei 2021   23:30 Diperbarui: 31 Mei 2021   00:03 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lelaki di jalan sepi (sumber gambar: pixabay.com)

Sebutir mimpi berlarian di antara rimbun dedaunan akasia. Mencari titik persembunyian, dari pelukan bulir hujan yang mendera. Sia-sia.

Usai melupakan nyeri. Lelaki itu berlindung di bawah matahari. Menanti sisa mimpi mengeringkan air mata pagi. Dan, bergumam pada sepi, bukan untukku!

Sebilah anak panah melesat tanpa arah. Menembus lekuk pelangi yang patah. Mencari   titik persinggahan hujan. Agar mimpi tak lagi kesepian.

Yang menjauh tak mungkin berlalu! Lelaki itu menapaki garis pertikaian hari. Menyusun puing-puing kenangan yang terpenjara mimpi. Menatap jejak senja yang menyulam air mata.

"Tulislah!"

Langit malam berbisik di antara bayang-bayang kelam. Diam-diam.

Curup, 30.05.2021
zaldy chan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun