"Cara mencintai paling rahasia, adalah menitip doa!"
"Kan, dia gak tahu, Bang!"
"Makanya, ketika berdoa gunakan share loc!"
Anggaplah kali ini, aku sedang menggunakan rumus holisme. Menyikapi suatu masalah sebagai kesatuan utuh.
Apatah lagi ketika terlibat diskusi dengan seseorang perihal cinta. Yang bermetamorfosis menjadi jodoh dan kemungkinan menjejaki jenjang pernikahan.
Aku tidak dalam ranah becanda, ketika menggunakan kalimat share loc, seperti tuturan dalam percakapan di atas. Kukira, generasi milenial lebih mengerti fungsi dan manfaat Share loc dalam keseharian, tah?
Biar jelas tujuan angan, juga kepastian ingin. Agar semua pinta tak tersesat pada pintu-pintu tak bernama.
Secara sengaja atau tak sengaja, aku acapkali terlibat sebagai pihak ketiga (mak comblang?) pada sebuah pernikahan. Dan, itu butuh totalitas!
Biasanya, aku akan mengajak diskusi pada para pihak secara terpisah. Agar perjodohan itu bisa terwujud.
Bukan dengan formula khusus yang diraih dari pertapaan, tak pula teori konspirasi Negeri Kincir Angin Para Dewa layaknya novel Sydney Sheldon.
Namun, jalan datar yang bisa dilalui semua aktivis pencari dan penanti jodoh. Ketika ingin menentukan perjodohan otonom (memilih sendiri) atau butuh bantuan pihak ketiga. Aku tulis, ya?
Bagiku. Saat menentukan jodoh, mesti memiliki Rasa dan Asa. Keduanya menjadi persyaratan untuk mewujudkan cinta. Walau baru tumbuh sedikit, tak masalah. Tapi ada. Jika hanya memiliki salah satu, lupakanlah!