"Ngakunya cari pengalaman. Niatnya, biar sempat cicipin kemenangan. Hasilnya? Jadi kenangan dalam Ingatan!"
Event Samber THR Kompasiana tahun 2021 ini, kali ketiga aku ikuti. Jika nanti bertahan sampai tema di hari terakhir. Harusnya, aku dapat payung, kan? Yihaaa...
Pada edisi 2019, aku masih unyu-unyu di Kawah Candradimuka Kompasiana. Apalagi, dalam hal menulis dengan beragam tema yang selalu berganti setiap hari. Karena di tahun awal bergabung, artikelku dominan di kanal fiksi.
Jadi, Event Samber THR Kompasiana 2019, jadi ajang latihan bagiku untuk menulis artikel nonfiksi. Makanya, secara tahu diri, misiku adalah menuntaskan event dan mencari pengalaman menulis. Logis, tah?
Kata "Menuntaskan" ini, kulalui, tak hanya berlatih menyusun artikel sesuai tema, menilik referensi, namun juga bertarung dengan hujan!
Kenapa bertarung dengan hujan? Curup, kampungku ini terletak di Kaki Bukit Barisan. Bila hujan deras mendera. Sinyal akan cenat-cenut! Dan, itu juga terjadi hingga tahun ini.
Apakah aku mundur? No Way! Aku pantang mundur sebelum maju!
Ketika membaca curhat teman-teman Kompasianers tentang keluhan artikel telat tayang, tak diberi label biru (pilihan), atau artikel tak dibagikan oleh media sosial milik Kompasiana, aku juga melalui rute itu. Nah! Hayuk salaman!
Apakah aku jadi pemenang di edisi tahun 2019? Jawabannya tidak! Tapi, aku jadi mulai merasa nyaman dan percaya diri ketika menulis di luar kanal fiksi. Kukira itu raihan positif versiku.