Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Memeluk Ingin

1 Mei 2021   18:57 Diperbarui: 1 Mei 2021   21:25 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan di loronh gelap (sumber gambar: pixabay.com)

"Apa yang kau lakukan?"

Itu tanyamu. Aku sedang menunggu angin, jawabku. Dalam diam.

Dari kejauhan, dedaunan bergerak lamban. Berbisik tentang bulir-bulir rindu yang tertahan. Di ujung penantian.

"Apa yang kau inginkan?"

Lagi, itu tanyamu. Memeluk ingin, jawabku. Kembali dalam diam.

Dari kejauhan, angin bergerak lamban. Melewati pintu dan ruang tamu. Kemudian melesat pergi. Menyisakan sepi.

Kau membisu. Tak lagi bertanya. Aku terpaku. Menahan beku.

Di kejauhan, langit tak lagi biru. Tapi berdebu.

Curup, 01.05.2021
zaldy chan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun