Kekurangan uang adalah akar dari kejahatan (Mark Twain)
Mark Twain adalah nama pena seorang novelis berkebangsaan Amerika. Â Nama aslinya, Samuel Langhorne Clemens. Meninggal pada usia 74 tahun pada 21 April 1910. Salah satu Novel terkenalnya berjudul The Adventure of Tom Sawyer.
Bukan tanpa sebab, aku meminjam ungkapan Mark Twain di atas. Alasan logisnya, masalah keuangan bisa menjadi salah satu pemicu atau sebagai sumber awal sebuah konflik sebuah cerita bagi sebagian penulis.
Di Indonesia? Kisah Siti Nurbaya atau Novel Gadis Pantai karya Pram, bisa menjadi salah satu rujukan. Jika situasi kekurangan uang, adalah pemicu, bahkan penentu konflik sebuah cerita. Di ranah fiksi, gejala sosial yang terjadi, biasanya digambarkan tersembunyi, kan?
Kejahatan dengan nama Perampokan, pencurian atau pembunuhan pun tak lolos dari motif kekurangan uang. Korupsi bahkan disetarakan dengan judi dan prostitusi, sebagai kejhatan yang nyaris abadi! Bahkan ada yang bilang, termasuk kejahatan kemanusiaan.
Makna kekurangan uang. Tak seharfiah makna tak memiliki uang sama sekali. Â Namun, bisa saja karena ada kekeliruan dalam mengatur atau mengelola keuangan yang dimiliki. Sehingga selalu merasa kurang. Jika ini yang terjadi, maka kejahatan mendapatkan peluang dan ruang.
Aku sepakat, jika membahas tentang mengelola keuangan, setiap orang memiliki mazhab yang berbeda. Karena kebutuhan dan keinginan serta tujuan dalam pemanfaatan keuangan pasti berbeda pula.
Pengelolaan keuangan pun, tak akan jauh-jauh dari menyusun anggaran yang disesuaikan dengan pendapatan, menata pengeluaran seiring kebutuhan serta menentukan prioritas penggunaan. Investasi atau menabung, terkadang menjadi pilihan paling akhir.
Namun. Ada poin utama yang acapkali terlupa dijadikan buah pemikiran saat mengelola keuangan. Aku pinjam kalimat Thomas Jefferson, mantan Presiden Amerika. Biar rujukannya selaras dengan kalimat di awal tulisan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!