Entah bagaimana caraku berbisik pada sepi.
Bersama secangkir kopi, terdiam melepas kehangatan yang pergi. Bukan mengejar embusan angin yang membuat rapuh. Tak jua mengeja terpaan badai yang menjadikannya patah. Tapi tentang kau. Juga aku.
Entah bagaimana caraku berbisik pada sunyi.
Mengajak rindu menimang waktu. Bukan resah nyeri kepergian yang menciptakan kisah kehilangan. Tak jua risau jeri pahatan luka yang menyisakan jejak putus asa. Namun, tentang ada. Dan, tiada.
Entah bagaimana caraku berbisik pada janji.
Usai barisan kata meluapkan rasa. Membiarkan asa melupakan persinggahan di bilik jiwa. Dulu. Dan pilu.
Masihkah bisa sembunyi?
Curup, 27.03.2021
zaldy Chan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H