Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Menggenggam Tunggu

14 Maret 2021   19:41 Diperbarui: 14 Maret 2021   22:32 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegelapan (illustrated by pixabay.com)

Embun pagi terdiam di kursi senja. Menemani bisu menempa air mata. Membiarkan bulir-bulir sunyi menikam sepi. Tak lagi mampu sembunyi.

Senja pergi tak terganti. Meninggalkan embun pagi. Menyepi.

Butiran hujan singgah di beranda. Berharap bisu meredam cara. Diam-diam air mata berlindung di balik tirai jendela. Merajut cerita dari luka yang tersisa.

Hujan berlalu tak terhenti. Menyisakan senja dan embun pagi. Bermimpi.

Biarlah langit lelah mengeja senja. Biarkan bumi resah menguji pagi. Aku masih menggenggam tunggu. Untukmu.

Curup, 14.03.2021
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun