Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Cermin Waktu

16 Februari 2021   18:29 Diperbarui: 16 Februari 2021   18:33 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku melihat sebatang pensil tergeletak di antara tumpukan buku. Sepotong penghapus dan sebuah pulpen warna biru yang terhimpit kotak tisu. Dan, aku melihatmu. Seperti lembaran-lembaran kertas kosong tak bertuan.

Aku menjadi saksi segaris senyum yang kausimpan di bilik malu. Menikmati binar manik matamu di antara pijar cahaya lampu. Dan, kau seperti lembaran-lembaran kertas tanpa halaman.

Aku menatap meja kayu berdebu. Tak lagi tampak sebatang pensil, sepotong penghapus, sebuah pulpen dan tumpukan buku. Sepertimu, tenggelam di antara lembaran-lembaran kertas tisu.

"tak lagi ada memberi tanpa pamrih, dan menegur tanpa amarah."

Kau usap airmatamu di tubuhku.

Curup, 16.02.2021
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun