Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Menembus Sisa Gerimis

7 Februari 2021   19:08 Diperbarui: 7 Februari 2021   19:38 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tangan anak kecil dan orangtua (sumber gambar: pixabay.com)

Aku terpaku mendengar ceritamu. Tentang kepak sayap kupu-kupu berwarna biru. Namun, kau tak tahu. Saat itu, aku hanya ingin menatapmu.

"Indah!" Ujarmu.

Kau mungkin mengira aku sedang merayu. Sesungguhnya, bagiku kaulah keindahan itu. Namun, kusimpan kalimat itu di bilik bisu. Saat gerimis menghentikan ceritamu. Tentang kupu-kupu.

"Kenapa cuaca berubah?" Tanyamu.

Matamu menembus sisa gerimis yang berganti butiran hujan. Andai kau tahu. Tanpa perubahan, tak akan pernah ada kupu-kupu.

"Aku kehilangan kupu-kupu." Bisikmu.

Wajahmu menatap langit. Namun, kau terlatih mereguk rasa pahit. Kau tak pernah tahu. Yang datang meninggalkan rindu. Yang pergi menjejakkan pilu.

Seperti ibumu.

Curup, 07.02.2021
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun