Hingga hari ini, belum ditemukan rumus pasti untuk "memprediksi" titik dan kekuatan gempa yang akan terjadi.
Titik dan kekuatan getaran gempa baru bisa terlihat dan terukur "setelah terjadi". Karena kejadian yang tiba-tiba itu, maka banyak orang dilanda kepanikan. Idealnya, jika sudah mengenal daerah tempat tinggalnya, maka kepanikan itu akan sedikit berkurang.
Seorang ibu tak akan kesulitan mencari benda yang dibutuhkan di dapur, walaupun pada malam hari, dan dalam keadaan mati lampu. Kenapa? Alasan logisnya, sosok ibu pasti sudah mengenal posisi dan letak peralatan memasak di dapur.
Melengkapi dua artikel edukasi bencana gempa pada tulisan sebelumnya di Kompasiana, "Edukasi dan Simulasi Bencana, Melatih Reaksi Menjadi Aksi" (19/01/2021) serta "Telur Puyuh dan Batu Bata, Cara Mudah Mengenalkan Gempa untuk Anak Usia Dini" (22/01/2021).
Kali ini, aku berbagi tulisan mengenalkan Jenis dan pemicu gempa, ya?
Dalam bahasan sederhana, berdasarkan pemicunya, ada 2 jenis gempa.
Pertama. Gempa Tektonik.
Gempa ini dipicu oleh pergerakan lempeng bumi. Aktivitas itu bisa terjadi di darat, maupun di laut. Indonesia terletak di zona subduksi (Titik benturan) 3 lempeng bumi, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia.
Akibat pergerakan lempengan itu, ada yang bisa terlihat secara kasat mata, karena menjorok ke darat. Dikenal juga dengan nama "Patahan atau Sesar" yang menjadi penyebab gempa darat. Di Indonesia, setidaknya ada 8 patahan yang biasa dipelajari. (Baca di sini)