Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Bab I

13 Januari 2021   19:49 Diperbarui: 13 Januari 2021   23:58 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Buku dan televisi (sumber gambar: pixabay.com)

Dua jari bergerak gagu. Membiarkan bisu berselimut ragu.

Orang-orang menyapa pagi. Menimang mimpi sebelum matahari pergi. Di layar televisi, berita membujuk derita menjadi cerita.

Orang-orang menunggu malam. Merawat mimpi sebelum kelam tenggelam. Di halaman koran, berita merujuk cerita menjadi derita.

Orang-orang desa mengejar matahari. Menguji janji yang enggan menjadi bukti. Senyum melarikan diri, ke layar televisi.

Orang-orang kota menghindari matahari. Menagih mimpi yang tak henti mengeja janji. Di halaman koran, senyum sembunyi.

"Babak Akhir Televisi dan Koran: ponsel-listrik, kuota-terbeli, mata-jemari, Akal..."

Gerak dua Jari tersendat. Jempol dan telunjuk sesaat bertaut. Dalam sebuah buku. Berita, cerita dan derita membeku.

"Bab I"

 Aku tersenyum. Kembali membisu.

Curup, 13.01.2021
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun