Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Langit adalah Muara

30 Desember 2020   15:50 Diperbarui: 30 Desember 2020   16:03 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illutrasi Dermaga (sumber gambar : pixabay.com)

Selamat ulang tahun, Nak!

Perjalanan hanya butiran debu. Di antara percik-percik keinginan yang membisu. Mendekam diam, patuh pada prosesi matahari. Memendam ruam, teguh menjaga matahati. Tak terganti.

Waktu adalah persinggahan. Menapaki jejak perjalanan. Di antara deretan titik-titik yang terus lahir. Hingga dinyatakan berakhir. Tanpa pemberitahuan. Tanpa pertemuan. Tak terhenti.

Langit adalah muara!

Bila awan letih mengurung mendung, Biarkan butiran hujan berjatuhan. Walau tanpa aba-aba dan tanpa ada perjanjian. Biarlah bertarung membasahi kegersangan jiwa, berjuang membasuh sisa-sisa airmata.

Jika matahari lenyap dan sembunyi, senja akan menjagamu. Saat rembulan lelap dan sunyi, nantikan embun yang akan menggugahmu. Padamu tertuju asa dan doa. Untuk pinta tanpa kata.

Penantian adalah penaklukan sepi. Bukan lagi janji. Bukan untuk bukti. Tapi bakti.

Curup, 30.12.2020
Zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun