Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Alasan Belajar Menulis [Sebuah Kiramologi]

19 Desember 2020   15:51 Diperbarui: 19 Desember 2020   15:53 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Syahdan, kebisaan itu dimulai dari kebiasaan" - Khrisna Pabichara

Kalimat di atas, sesungguhnya sering terdengar juga kuucapkan. Bahkan, akupun mengingat beberapa kalimat bermakna senada.

Semasa sekolah dulu. Dalam pelajaran bahasa Indonesia, "alah bisa karena biasa" adalah salah satu peribahasa yang acapkali diucapkan oleh guru. Ketika sebagai murid,  -saat itu-  aku dan teman-teman mulai berkeluh kesah pada bahan ajar yang diagihkan.

Sebagai lelaki berdarah Minang, kakekku sering mengajari berupa petatah-petitih. Salah satunya "Apa jalan dek ditampuah, lanca kaji dek diulang". Petuah itu, berupa pesan sekaligus nasehat, jangan pernah menyerah, apalagi putus asa.

Di usia belasan tahun, ketika aku merantau, dan menjadi santri kalong. Ada satu doktrin yang mesti dihapal, dan harus ditulis di halaman pertama semua buku pelajaran, hingga akhirnya diingat selama usia. Kalimat itu adalah "Man jadda wajada" . Siapa yang bersungguh-sungguh, akan dapat.

Namun, kalimat yang dituliskan oleh Khrisna Pabichara -biasa kusapa Daeng- di kelas Menulis Bersama Komunitas Penulis Berbalas itu. Terasa berbeda, ketika kubaca.

Ilustatrasi alat menulis (sumber gambar : pixabay.com)
Ilustatrasi alat menulis (sumber gambar : pixabay.com)
Baru Dua Alasan

Menurut  kiramologiku, setidaknya ada dua alasan, kenapa kalimat di awal tulisan ini terasa berbeda. Aku tulis, ya?

Pertama. Pemilihan kata "syahdan". 

Kata ini acapkali kubaca dalam kisah negeri dongeng semisal karya HC. Andersen. Atau pada kalimat pembuka ketika mendengar cerita fabel, Kancil dan Buaya, Kancil Mencuri Timun atau Sang Kodok Meminta Hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun