Setidaknya ada 3 kata yang populer versi media massa khususnya daring, dalam beberapa minggu terakhir.
Hematku, sesungguhnya tiga kata ini memiliki dimensi berbeda. Namun, perambah ketiga kata itu sama. Pengguna aktif media sosial. Aku tulis, ya?
Pertama. Tilik. Sebuah film pendek berbincang tentang fenomena "Ngerumpi Emak-emak". Dengan menggunakan sosok Bu Tedjo sebagai pusat pencerita. Padahal, Kaum bapak juga  tak kalah urusan nge-gosip. Hihi...
Terlepas dari tujuan tim produksi, apatah isi visualisasi dalam film ini sebagai kritik dan autokritik? Sekali lagi, film ini menjadi viral oleh netizen yang maha benar dan maha tahu.
Kedua. Anjay. Hanya sebuah kata. Namun, menjadi viral ketika satu lembaga nasional mengangkat dan mengungkit maknanya, sehingga kata ini menjadi fenomenal. Para Munsyi dan Pekamus pun urun pikiran.
Dan menjadi semakin riweh! Saat mulai menyigi akar kata, sejarah, dan turunan artinya. Beragam genre tulisan pun secara ajaib menggunakan kata anjay (termasuk artikel ini). Politik, olahraga, ekonomi, kuliner hingga fiksi. Padahal banyak kata yang "bersinonim" fungsinya. Lahir dan terbiar!
Aku pribadi juga masih penasaran! Sampai saat ini, belum memiliki Avatar sendiri. Hingga tulisan ini dibuat, linimasaku masih dipenuhi unggahan tersebut.
Sudah berkali instal ulang aplikasi facebook di ponsel. Akhirnya nyerah, bahkan ada yang bilang "Bukan rezeki loe, Bang!" Hiks...
Tak hanya itu. Akupun jadi kepikiran dan tersisa tanya dari fenomena 3 kata itu. Kenapa bisa viral?