Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Andai Air Mata adalah Butiran Doa

5 September 2020   21:30 Diperbarui: 6 September 2020   07:43 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Ada saatnya, air mata menjadi pusat semesta. Ketika rasa tak lagi mampu diwakilkan oleh kata-kata.

Ia adalah dinding pertahanan paling tangguh. Saat rasa kehilangan tempat persembunyian, atau untuk menikmati kesunyian.

Namun, ketika rasa harus berlabuh. Terkadang air mata adalah pelabuhan paling rapuh.

Ia tak bisa meredam segala keinginan, yang terhempas paksa ke jurang dalam kehampaan. Tak lagi mampu menyajikan bayangan asa, yang mengubah tiada menjadi ada. Walau sesaat!

Hanya sesaat!

Adalah keliru memaknai. Bila air mata adalah muara rasa tanpa kata-kata. Sebab air mata tak mampu membasuh segala.

Adalah pilihan keliru berdamai. Ketika hanya bisa menyembunyikan, namun tak pernah sanggup menghentikan.

Andai air mata adalah butiran doa. Aku tak perlu lagi meminta.

Curup, 05.09.2020
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun