Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kamus Tua

28 Agustus 2020   21:28 Diperbarui: 28 Agustus 2020   21:34 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Di pusat-pusat kota.
Tak lagi ada pemilik busur kata, yang cermat menghitung jarak dan membaca arah angin. Menghadirkan keheningan dan ketenangan. Melesatkan satu-persatu anak kata dengan kepastian sasaran.

Kata tertulis suka-suka, terlahir tanpa rasa duka.

Di pusat-pusat kata.
Kota merelakan diri seperti pohon kata, meliuk patuh pada embusan arah angin. Membiarkan dedaunan kata tak henti berguguran. Tanpa sekalipun menemui musim gugur. Tanpa jeda, berjatuhan tanpa makna.

Kata terlontar tanpa rasa suka. Tak lagi tanpa kata-kata.

Di pusat-pusat baca.
Aku hanya kamus tua. Membisu tak berdaya. Berdebu tak berguna. Hampa.

Curup, 28.08.2020
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun